"Rencana bikin iuran memang sudah ada, tapi yang meracik (petasan) dua orang itu saja," jelas Beny.
Sedangkan pemuda yang lain mempunyai tugas masing-masing, seperti membuat balon udara.
"Balon udara yang kita sita juga dari rumah lain, sudah digunting-gunting tinggal dilakban," katanya.
Jenazah kedua korban ledakan petasan sendiri akan dimakamkan setelah autopsi dari tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim.
"Ke depan kita meminta kerja sama masyarakat kalau ada yang membuat petasan diingatkan atau bisa melaporkan langsung ke Polsek," katanya.
Sosok korban
Kapolsek Sukorejo, AKP Beny Hartono, mengatakan kedua orang tua korban sangat merasa kehilangan atas meninggalnya Sunardi dan Samuri.
"Orang tua (ibu) belum bisa menerima, kalau bapaknya tadi (saat olah TKP) masih tidur. Selain lemas memang semalam habis meledak itu ikut begadang juga," kata Beny, Rabu (28/4/2021).
Baca juga: Main Petasan Berujung Maut, 2 Pemuda Ponorogo Tewas Kena Ledakan
Kedua korban sendiri dikenal sebagai sosok yang baik dan supel dengan tetangga.
"Korban ya baik saja, dengan pemuda sekitar juga baik. Tidak ada catatan (kriminal)," lanjutnya.
Sunardi sendiri merupakan mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang setahun lalu sudah pulang dari Korea.
"Kalau adiknya di rumah saja, bukan TKI," kata Beny.
Kedua korban diketahui juga belum berumah tangga alias masih bujang.
Atas kejadian ini, Beny meminta masyarakat agar tidak ikut-ikutan membuat balon udara dan petasan.
"Imbauan kita tidak ada hentinya setiap saat sejak awal puasa, patroli juga sudah sering," kata Beny. (surya.co.id/ Sofyan Arif Candra Sakti)