Ceritanya begini, tempat itu di tengah kota, tetapi serem. Serem, karena banyak orang yang tidak mau datang.
Dan dulu menjadi tempat penyiksaan, kadang-kadang kalau malam terdengar seperti orang jerit-jerit seperti disiksa.
Orang nangis, karena dulu tempat militer tahun 1818. Nah, sekarang sudah saya bersihkan semuanya, bagus, bersih, rapi.
Kalau orang ke Kota Madiun, belum divaksin dua kali, dia tidak membawa surat sehat, mohon maaf harus saya cek dulu.
Jadi ini cuma untuk nakut-nakuti?
Lho bukan untuk nakut-nakuti, ini benar. Kalau nanti satu mobil saya cek reaktif, silakan satu mobil tidur di situ. Saya siapkan di situ.
Kenapa saya buat program itu, saya hari ini sedang ngegas ekonomi ngerem Covid-19. Hari raya masyarakat harus bahagia semuanya.
Sebelum sepuluh hari, hari raya ini kalau bisa ruang isolasi pasien Covid-19 sudah bersih semuanya. Kalau sudah bersih, dia bisa merayakan hari raya bersama keluarga.
Tapi kalau masuk sebelum sepuluh hari, dia tidak bisa merayakan hari raya, karena isolasi minimal 10 hari.
Program-program inilah yang mendorong saya untuk memperketat masyarakat Kota Madiun harus sehat semua. Nah, kalau dari luar, reaktif, ndak usah, masuk aja di situ lima hari, nanti segalanya saya cukupi nggak apa-apa. (radian bagus priambodo/tribunnetwork/cep)