"Ada di rekaman kamera CCTV," katanya.
Diketahui, kematian Ratna dinilai sangat mendadak.
Ratna tengkurap di kamarnya yang penuh asap dan kondisi masih berpakaian lengkap.
Hingga malam sebelumnya, Ratna masih terlihat aktif, tidak ada tanda sakit atau sedang sedih.
Novi yang satu kawasan kos dengan korban mengatakan melihat Ratna malam itu.
"Iya saya kenal korban terakhir melihat pukul 23.00 WIB.
Saat saya keluar mau beli nasi goreng lihat korban sedang duduk santai di pinggir jalan depan kos," katanya.
Korban sebelum meninggal tampak banyak pria datang ke kamar kosnya.
Para tetangga kos sudah mengetahui pekerjaan korban sehingga tak mempermasalahkannya.
Dikutip dari TribunJateng.com, Tim Inafis telah melakukan olah tempat kejadian perkara.
Dompet dan Ponsel korban hilang tak ada di kamarnya.
Penyebab kematian korban hingga kini belum diketahui.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Indra Mardiana belum mengungkapkan lebih lanjut terkait kasus tersebut.
Dia menyebut pihaknya saat ini masih menunggu hasil autopsi korban.
"Kami masih menunggu tentu hasilnya keluar secepatnya," kata dia.
Pemilik kos Sinar juga tak menyangka korban Alip Surani alias Ratna meregang nyawa di kamarnya.
Dia awalnya mendengar suara gaduh akibat muncul asap dari kamar korban.
"Ga tau penyebab kamar korban bisa terbakar," kata Sinar.
Dia mengaku, korban sudah tiga bulan ngekos di kos-kosan miliknya.
Korban selama ngekos tersebut sering membayar nyicil.
"Saya juga paham kasihan korban banyak anak," terangnya.
Dia tak mengetahui secara pasti kerjaan korban.
Hanya saja banyak tamu pria bergantian ke kamar korban.
Setiap hari, dua sampai tiga tamu mendatangi kamar Ratna.
Kadang tamu tersebut juga mengajak korban keluar.
"Katanya penyanyi atau pemandu lagu tapi banyak tamu kadang juga tamunya ngajak keluar," bebernya.
Kerabat korban, Kastimah mengatakan, korban punya enam anak.
Semuanya dirawat oleh pembantu yang dibayar korban.
"Ya anaknya di semua di Perbalan Purwosari, Semarang Utara, di sini korban ngekos.
Pindah belum lama dulunya di Sunan Kuning (SK) Semarang," terangnya.
Kejadian korban meninggal tak wajar di kamar kosnya ditangani pihak Satreskrim Polrestabes Semarang.
Mayat korban dibawa ke RSUP Kariadi Semarang pada pukul 09.18.
Kamar nomor 3 lantai 1 yang dihuni korban terpasang garis polisi.
Pihak kepolisian juga belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut.
Pengamatan Tribunjateng.com di lapangan, tubuh korban hampir tak alami luka bakar.
Daster warna pink yang dikenakan korban juga bersih tak terkena jilatan api.
Ada Setumpuk Baju Baru Lebaran
Kamar kos Alip Surani alias Ratna (31) yang tewas dengan kondisi mencurigakan terdiri dari dua ruang.
Ruang pertama dapat disebut sebagai ruang tamu dan ruang kedua berupa tempat tidur dan kamar mandi.
Luas kamar kos tersebut sekira 3 meter x 5 meter.
Di ruang depan di pojok sisi selatan terdapat setumpuk baju lebaran untuk anak-anak.
Tumpukan baju baru tersebut dibungkus plastik besar warna putih.
"Iya korban anaknya banyak.
Anak kandung 6 anak angkat 1.
Mungkin baju itu buat anak," papar kerabat korban Kastimah, Jumat (7/5/2021).
Sementara itu anak angkat korban Maulana Aprilio Saputra (16) mengaku, terakhir bertemu korban pada Kamis (6/5/2021) pukul 23.00 WIB.
Ketika itu korban hendak meminjam motor namun tak jadi.
Korban lantas memilih untuk naik ojek online (ojol).
"Sampai rumah di Perbalan Purwosari saya ditelpon lagi sama Mama suruh ambil Cumi-cumi tapi saya ga jadi jarak rumah ke kos kan jauh jadi saya bilang capek," katanya.
Selanjutnya pada pukul 05.00, dia mendengar kabar korban terkena musibah sehingga langsung kembali menuju kamar kosnya.
"Korban terakhir bilang ke saya kog cumi-cuminya yang dibelikan mama buat saya," jelasnya.
Polisi menemukan banyak kejanggalan atas kematian korban.
Saat ini mayat korban dibawa ke RSUP Kariadi Semarang untuk diautopsi.
Korban yang bekerja sebagai PSK online atau wanita Open Booking (BO) meregang nyawa dengan kondisi kamar terbakar.
Sahabat korban Angel mengatakan, korban memang bekerja sebagai PSK online.
Korban sering melayani lelaki hidung belang di kamar kosnya.
"Saya syok banget dengar korban meninggal dunia padahal korban terakhir bikin status pukul 03.12," paparnya kepada Tribunjateng.com.
Dia menuturkan, status whatsapp korban terakhir pukul 03.12.
Status tersebut tertulis:
Alhamdulillah JM segini rame.
Ketambahan 1 Slot lagi 600 rb.
Yg slot 2 masih nunggu di McD Pamularsih (emot syukur dan kuat) lancar terus.
Angel melanjutkan, dari beberapa status whatsapp korban tampak korban banyak menerima pelanggan malam itu.
Hanya saja dia tak menyangka, tiba-tiba korban tak bernyawa dengan kondisi tersebut.
"Saya datang sudah banyak polisi jadi ga bisa melihat kondisinya," terangnya sambil menangis sesegukan.
Dia mengatakan, korban orang yang sangat baik.
Korban merupakan wanita penyayang dan bertanggung jawab.
Korban memiliki 6 anak masing-masing tiga cowok sisanya cewek.
Keenam anak tersebut paling besar 11 tahun paling kecil 2 tahun.
Korban juga memiliki satu anak angkat berusia 16 tahun.
"Almarhumah sangat penyayang terhadap anaknya sehingga bekerja menghidupi anaknya meski tanpa suami," terangnya.
Selian itu, lanjut dia, korban juga memiliki jiwa sosial tinggi.
Korban sempat hendak bersedekah di hari Jumat dengan membagikan makanan dan minuman bagi orang tak mampu.
"Rencana hari ini almarhumah mau bagi-bagi makanan tapi sudah tak ada," katanya.
Terakhir dia berkomunikasi dengan korban tiga hari lalu.
Saat itu dia mendatangi kos korban namun kamar korban terkunci.
Dia memahami pasti korban kelelahan sehingga tak jadi bertamu.
Korban juga sempat mengaku sakit sehingga lebih memilih beristirahat.
"Saya juga punya temen lain di kos tersebut jadi saya main ke kamar temen ku yang lain," katanya.
Penghuni kos, Margaretha Yoseva menjelaskan, korban sempat meminjam korek kepadanya pukul 02.00.
Setelah itu korban terdengar menyanyi di dalam kamarnya.
Selepas itu sekira pukul 04.00 terdengar keramaian sehingga dia keluar kamar.
"Saya keluar sudah melihat kamar korban penuh asap.
Saya bilang ke penjaga kos lalu jendela dan pintu didobrak," katanya.
Dia melihat detail ke dalam kamar lantaran penuh asap.
Sebelum kejadian itu dia mengaku tak ada suara gaduh apapun.
"Ya normal saja ga ada suara gaduh," katanya.
Pihak kepolisian juga belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut.
Pengamatan Tribunjateng.com di lapangan, tubuh korban hampir tak alami luka bakar.
Daster warna pink yang dikenakan korban juga bersih tak terkena jilatan api.
Kronologi
Ketua RT 6 Saleh Sudibyo mengatakan, mendapatkan laporan kejadian pukul 04.00. Sebelumnya pintu kamar terkunci.
Lantas ada warga yang mendobraknya. Setiba di lokasi kejadian tubuh korban masih dalam keadaan tengkurap.
Kondisi masih mengenakan baju.
"Kamar sudah penuh asap semua. Saya lihat korban tengkurap," bebernya.
Dia mengatakan, korban bekerja sebagai pemandu lagu.
Informasi dari warga sekitar kos korban juga sering menerima tamu.
"Kami dari pihak RT baru-baru ini mendapatkan informasi tersebut namun ketika hendak dipastikan sudah ada kejadian ini," paparnya.
Dia menambahkan, kejadian ini juga sempat membuat warga geger lantaran informasi simpang siur terkait meninggalnya korban.
"Ya nanti kami cek CCTV sebab di dekat lokasi kejadian ada CCTV," terangnya.
Pihak kepolisian dari Tim Inafis Polrestabes Semarang dan Polsek Semarang Barat tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pukul 08.10.
Penyebab kematian korban belum dapat dipastikan masih menunggu hasil olah TKP pihak kepolisian. (Iwn)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Sikap Aneh Tamu Terakhir Ratna Diungkap Penghuni Kos, Detik-detik Ratna Meregang Nyawa Sangat Cepat,
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BREAKING NEWS: Polisi Tangkap Pembunuh Ratna, PK yang Tewas di Kosnya, Motif Terungkap,