Pada tanggal 12 Agustus 2020 pukul 16.10 Wita, Wawan bersama dengan 2 orang rekannya menuju ke puncak Gunung Bawakaraeng.
Lalu tanggal 15 Agustus 2020, korban mengeluh sakit dada dan pusing ketika berada di puncak dan diberi obat oleh rekannya.
Pada hari yang sama, ke-7 rekan lainnya menyusul ke puncak.
Kemudian tanggal 16 Agustus 2020, korban kembali mengeluhkan dada sesak dan kedinginan.
Sempat diajak untuk turun, tapi korban menolak dan memilih untuk turun setelah peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2020.
Pada 17 Agustus 2020 pukul 05.00 Wita, korban dinyatakan meninggal dunia.
Wawan diduga mengalami hipotermia saat hendak memperingati hari kemerdekaan Indonesia.
"Meninggal di puncak Bawakaraeng diduga mengalami hipotermia. Kita evakuasi dari pagi tadi sampai pukul 14.15 Wita, kita tiba di kaki Gunung Bawakaraeng," ujar Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar, Rizal.
Petugas SAR gabungan bahu-membahu mengevakuasi jenazah dari pos 10 puncak gunung menuju ke Puskesmas Tinggimoncong.
Medan yang terjal membuat petugas harus ekstra hati-hati saat membawa turun jenazah korban.
Korban diketahui melakukan pendakian bersama 9 rekannya melalui jalur Tassoso, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai pada Minggu (16/8/2020) hingga akhirnya mengalami hiportermia di Pos 9.
Minimnya pengetahuan terkait prosedur pendakian membuat korban bersama ke-9 rekannya mengalami hipotermia.
Sementara, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi dan meminta agar secepatnya jenazah dibawa kembali ke rumah.
(Tribunnews.com/ TribunGowa.com/ Sayyid Zulfadli/Kompas.com/ Abdul Haq/KompasTV)