TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Perampokan toko emas di Medan, Sumatera Utara hingga kini masih menjadi misteri.
Empat orang pelaku bergerak cepat dan terlihat sangat terlatih.
Sang penjaga, Salman dan kakaknya hanya bisa bengong karena tak menduga kejadian tersebut menimpa toko emas yang ia jaga.
Kamis (26/8/2021), sekitar pukul 14:30 WIB, menjadi hari yang tak terduga bagi Salman dan abangnya.
Di dalam toko emas berukuran 3x3 meter persegi tempat mereka bekerja tiba-tiba disatroni kawanan perampok.
Salah satu dari perampok melompat melewati rak kaca pajangan emas lalu memerintahkan mereka berdua untuk duduk di sudut ruangan.
Baca juga: Polisi Ungkap Kasus Perampokan di Kawasan Pamulang
Sementara itu Salman dan abangnya hanya menyaksikan dari belakang perampok tersebut meraup perhiasan di dalam rak kaca menggunakan tangan.
Kemudian perhiasan tersebut dimasukkan ke tas berwarna hitam.
Tak puas dengan hasil yang diperoleh dari rak kaca, lalu ia meminta Salman dan abangnya membuka brankas perhiasan.
Namun sayangnya tak ditemukan apapun karena semua perhiasan dipajang.
"Terus dia ambil emas yang ada di steling, lalu dia ada nanyak isi brankas. Saya bilang tidak ada isinya, cuma itu saja," kata Salman saat ditemui di pasar Simpang Limun, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Rabu (1/9/2021).
Baca juga: Polisi Ringkus Perampok di Sebuah Warkop Pamulang
Salman bercerita awalnya sempat melihat keempat kawanan perampok itu melewati toko emas mereka.
Saat itu keempatnya berjalan beriringan dari arah sebelah kanan toko ke arah parkiran di depan toko emas Nur.
Usai melintas tak lama kemudian mereka kembali dan menuju ke pos satpam.
Disitu ia mengira kalau ada penangkapan yang dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap penjahat karena mendengar kata 'tiarap, tiarap' dan letusan senjata api.
Dia yang penasaran pun berencana melihat langsung ke pos satpam tersebut.
Belum keluar dari toko seorang perampok yang mengenakan sepatu kulit warna hitam, topi hitam putih dan jaket hitam melompat dari depan toko.
Baca juga: Rampok Toko Sambil Todongkan Pistol, Kawanan Garong di Bandung Ini Tak Mau Bayar Saat Isi Bensin
Perampok tersebut langsung menyandera Salman dan abangnya.
"Setelah lewat balik lagi langsung ke pos satpam, setelah di pos satpam dia teriak tiarap tiarap kan. Disitu saya kira sama abang saya ada penangkapan gitu, pas saya mau keluar dia langsung nyerang ke toko kami, dia lompat dari atas steling langsung nerjang saya, terus dia nyusuh saya duduk gitu," ujarnya bercerita.
Ia memprediksi pelaku yang merangsek toko emas mereka berusia muda, di bawah 30 tahunan.
Salman melihat pelaku membawa sebuah senjata api dan senjata tajam yang ia letakkan di belakang pinggang.
Sementara ciri-ciri pelaku tinggi antara 170 sentimeter.
Saat itu mereka berbagi peran, dua orang masuk ke toko emas Masrul dan Aulia Chan, satu berjaga di depan toko yang bergandengan dan satunya lagi menjaga didekat pos satpam.
Dari toko emas Masrul yang Salman jaga total emas yang diambil sekitar 3 sampai 4 kilogram.
Kerugian pun ditaksir mencapai Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar.
Setelah aksi perampokan tersebut mereka kabur melewati kantin dan keluar dari pintu terakhir pasar tradisional Simpang Limun, tak jauh dari mereka memarkirkan kendaraannya.
Saat itu pun terdengar beberapa kali suara letusan senjata api.
Setelah itu mereka melarikan diri dengan sepeda motor Honda Beat hitam dan Honda Scoopy berwarna abu-abu.
Aparat Dicurigai
Pengamat sosial sekaligus mantan pengawas Polri, Dr Bakhrul Khair Amal menduga kuat ada keterlibatan oknum aparat dalam kejadian perampokan toko emas di Pasar Simpang Limun, Kota Medan, Sumatra Utara.
"Karena pencuri itu pakai senjata tentu kita bisa duga kuat itu adalah oknum aparat. Karena sumber senjata itukan dari penegak hukum," kata Bakhrul kepada Tribun Medan melalui saluran telepon, Rabu (1/9/2021).
Dia mengatakan, secara fakta, alat yang dipakai perampok adalah senjata yang biasa digunakan aparat.
"Makanya yang mau kita diskusikan itu kan, sember senjatanya dari mana. Selongsong yang ada itu bisa menjadi alat bukti, jadi sebenarnya banyak yang bisa disimpulkan dari dugaan sementara," sambungnya.
Selain itu, menurut dia, sangat menarik ada perampok yang berani berhadapan di keramaian, bahkan siang bolong.
Tentu aksi yang terbilang nekat itu, terlebih karena memakai senjata, bisa dikatakan berisiko tinggi.
"Misalnya dia memarkirkan motor dan ke lokasi itu dengan berjalan kaki. Kan sangat berisiko," ujarnya.
Dari kejadian itu, seharusnya kepolisian dapat melakukan pengejaran dengan cepat.
Sebab, menurutnya, barang bukti dan kronologi secara terang benderang terbuka di lokasi.
Mulai dari peluru yang tertinggal, CCTV yang ada di lokasi, keterangan para warga, dan beberapa fakta lainnya.
Tetapi sangat disayangkan keterangan dari kepolisian sampai saat ini masih belum dapat meringkus pelaku.
Padahal keresahan masyarakat akibat insiden tersebut tentu sangat besar. Bahwa di wilayah kota Medan ada maling senjata yang berkeliaran.
Belum lagi berdasarkan kasus - kasus sebelumnya, ada rentetan pencurian yang terjadi di wilayah Medan belum terungkap.
Misalnya kasus di Jalan KL Yos Sudarso, Medan Labuhan pada April 2018 silam dan kasus perampokan di Indomaret Jalan KL Yos Sudarso, Kecamatan Medan Barat.
Dianggapnya juga sampai saat ini ada beberapa kasus yang terbilang lambat ditangani Polrestabes Medan. Oleh karena itu kinerja Polrestabes Medan diragukannya dapat memberikan keamanan kepada masyarakat.
"Maka yang menjadi persoalannya perlu ada monitoring dan evaluasi terhadap kepemimpinan Kapolrestabes Medan terhadap Kapolri sebagai pimpinan tertinggi," tegasnya.
"Seharusnya negara hadir memberikan keamanan dan kenyamanan tentang kekerasan dan pelanggaran hukum yang nyata dan fakta. Jadi Kapolri dan Kapolda Sumut harus turun tangan menyelesaikan persoalan penegakan hukum ini," tutupnya.(Fredy Santoso/Goklas Wisely )
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul KARYAWAN Toko Emas Kisahkan Kronologi Perampokan, Pelaku Sempat Lewat Kemudian Kembali Lagi