Mundakir tak terima, karena harga pasaran tanah di sekitar rumahnya sudah sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per meter.
Bahkan menurutnya, sawah yang ditebus oleh proyek Tol Solo-Jogja, harganya bisa 4 hingga 5 kali lipat dari harga pasaran awal.
Baca juga: Diterjang Proyek Tol Yogyakarta-Solo, 200 Makam di Desa Taskombang Klaten Dipindah
"Kalau dibandingkan dengan sawah harganya sampai Rp 800 - Rp 900 per meter, padahal sebelum proyek jalan tol harganya hanya Rp 150 - Rp 200 per meter," kata Mundakir.
Lalu berapa yang diminta Mundakir dari proyek Tol Solo-Jogja?
"Kami meminta harga tanah juga dihargai seperti harga sawah yang bisa mencapai 4 hingga 5 kali lipat," imbuhnya.
Menurut Mundakir, harga pasaran tanah di tempatnya, sudah tembus Rp 5 juta per meter.
Sehingga, ia meminta harga tiga kali lipat dari harga tersebut, atau sekitar Rp 15 juta per meter.
Dia menduga, dalam pembebasan lahan terdampak Tol Solo-Jogja di Kabupaten Klaten ada permainan terselubung.
Ia mengaku akan melaporkan hal tersebut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo hingga pejabat KPK.
"Ini jelas penghinaan tanah kami yang tepi jalan raya Boyolali-Klaten dan sangat tidak manusiawi," ujarnya.
Diketahui, luas lahan milik Mundakir yang terdampak proyek tersebut sekitar 93 meter persegi.
Sedangkan lahan miliknya yang terdampak tol merupakan sebuah pekarangan.
"Yang kena halaman depan rumah, halaman rumah saya habis," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Saat BPN Klaten Akui Ada Kesalahan Hitung Ganti Rugi Lahan Kena Tol Solo-Jogja, Totalnya Rp 5 Miliar