"Ini di belakang kos kosan yang sebelumnya tidak terpakai. Jadi, biaya sewanya jauh lebih kecil daripada menyewa tempat di pinggir jalan protokol," katanya, Jumat.
Pilihan tempat di Jalan Cengkeh yang memang banyak kos kosan, menurut Santi, menjadi tepat bagi pangsa pasar Fruit Coconut Rajabasa.
“Di sini ‘kan banyak mahasiswa yang kos, karena juga banyak kampus di daerah ini. Kami memfasilitasi mereka dengan memberikan tempat yang tenang. Desainnya kami pilih yang nyaman untuk anak muda,” tuturnya.
Ketenangan
Satu kafe lagi yang bertempat di gang atau jalan kecil: Dotuku Kopi. Tepatnya di Jalan Danau Toba, Kelurahan Surabaya, Kecamatan Kedaton.
Untuk menemukan Dotuku Kopi, konsumen tinggal melewati Jalan Teuku Umar. Dari arah Rajabasa, konsumen bisa belok ke kiri di deretan Rumah Sakit Advent, masuk ke Jalan Danau Toba.
Kedai kopi tersebut mengambil konsep kotak dengan banyak kaca. Hamparan batu koral menyambut di halaman parkir. Di dalam, berjejer bangku kayu dan sofa kotak layaknya rumah pribadi.
Kepala Kedai Dotuku Kopi, Heddy Yursi, mengungkapkan pihaknya sengaja membuka kafe di jalan kecil karena menginginkan ketenangan. Dotuku Kopi ini bertempat di rumah milik keluarga sang owner, Randika, yang cukup jauh dari kebisingan.
"Kebanyakan konsumen yang ke sini sambil beraktivitas dengan laptop mereka. Ada yang bekerja, ada yang menyelesaikan skripsi,” kata Heddy, Sabtu. “Konsepnya kami buat untuk ketenangan," sambungnya.
Satu trik khusus agar Dotuku Kopi ramai pengunjung adalah menganggap konsumen sebagai teman. Ada interaksi hangat antara pengunjung dan pelayan.
"Dengan begitu, konsumen akan menganggap Dotuku Kopi seperti rumah sendiri. Buat betah, itu kuncinya," ujar Heddy.
Tetap Untung
Meskipun kafe-kafe tersebut berlokasi di gang atau jalan kecil, tetapi omzet tetap datang.
Ali, pemilik DR Koffie HQ, mengungkapkan konsep ala kawula muda menjadi kunci sehingga pengunjung ramai dan menghasilkan omzet.