Desa tersebut berada di lereng gunung tertinggi di Jawa Timur tersebut.
Desa Supiturang dihuni sekitar 6.598 warga.
Baca juga: Perintah Presiden Jokowi dalam Penanganan Erupsi Gunung Semeru
Ribuan warga tersebut kini sedang terkatung-katung nasibnya karena erupsi yang menerjang Sabtu kemarin.
Kendati tidak ada sinyal, Ahmad mengaku pihaknya melakukan mitigasi bencana dengan segala cara.
"Alhasil kami datangi satu per satu dusun untuk memastikan dan menjemput warga ke pengungsian," sebut Ahmad, seperti dilansir dari Surya dalam artikel "Diduga Sinyal Nihil, Upaya Mitigasi Bencana Gunung Semeru Meletus di Desa Supiturang Lumajang Sulit."
Ahmad menerangkan jika tempat pengungsian di Desa Supiturang dipusatkan ke 2 tempat, yakni SDN Supiturang 4 dan Masjid Nurul Jadid.
"Data pasti mengenai berapa orang yang mengungsi juga belum bisa kami pastikan. Karena warga ini keluar masuk pengungsian. Ya mungkin sekitar 1.000 orang yang berada di pengungsian," papar Ahmad.
Kendala-kendala yang menyertai juga menyulitkan Pemerintah Desa Supiturang dalam menghitung korban akibat erupsi.
"Data mengenai korban juga masih belum ada. Kami masih fokus menyelamatkan warga untuk ke pengungsian," tandasnya.
Sementara itu, Ahmad menyatakan bantuan yang paling mendesak dibutuhkan warga saat ini adalah pakaian, makanan dan air bersih.
Erupsi Gunung Semeru nyarih meluluntahkan sebagian rumah warga.
Bahkan ada warga yang pergi menyelamatkan diri ke pengungsian tidak membawa harta apapun selain baju yang melekat di badannya.
"Kami masih menanti bantuan tersebut. Informasinya masih perjalanan. Tapi tadi pagi sudah ada sebagian bantuan dari Kemensos," paparnya.
Terakhir, Ahmad meminta para warga agar menyelamatkan diri ke pengungsian mengingat hujan abu vulkanik masih menyelimuti wilayah tersebut.