Dulunya, Harsi buka bersama suaminya, namun saat ini dia hanya buka sendiri karena suaminya sudah meninggal dunia.
"Anak saya dua, sudah menikah semua. Mereka sudah berkerja masing-masing," ujarnya.
Tiap hari, Harsi dibantu seorang tukang becak langganannya untuk membuka dan menutup lapaknya.
"Warung saya setiap hari, dari jam 07.00-15.00," kata dia.
Baca juga: Viral Video Syur 25 Detik Disebut Terjadi Sragen, Direkam dari Balik Celah Pintu, Ini Kata Polisi
Viralnya warung tersebut membuat sejumlah masyarakat penasaran, dan mencoba membuktikan sendiri.
Seperti yang dilakukan Ari, warga Kecamatan Baki, Sukoharjo.
"Saya penasaran dan ingin mencoba paket yang kecil. Rasanya cukup enak," ujarnya.
Mengantisipasi hal tersebut terulang kembali, Ari menyarankan agar pelanggan menanyakan terlebih harga dari makananan yang dipesan.
Pedagang lain khawatir terdampak
Ketua Paguyuban Pedang Kaki Lima (PKL) Setia Kawan Solo Baru Sudarsi (51) menuturkan, bakal memfasilitasi Harsi. Darsi mengatakan, paguyuban akan membantu Harsi untuk membuat daftar harga menu tengklengnya.
Selain itu, Darsi juga bakal memasukkan Harsi ke dalam anggota paguyuban supaya bisa mengetahui informasi dan perkembangan seputar PKL.
Ia mengungkapkan, selama ini Harsi tak pernah ikut dalam keanggotaan paguyuban.
"Beliau tidak pernah aktif di paguyuban. Jadi tidak tahu kalau ada perkembangan dari paguyuban," ujarnya, Selasa (7/12/2021).
Dengan upaya ini, diharapkan warung tengkleng Harsi tak lagi menjadi sorotan lantaran harganya dinilai terlalu menguras isi dompet.