Kata KH Yahya, bahwa kondisi aman dan tenteram tersebut bukan hanya menjadi tanggungjawab satu lembaga tertentu maupun pihak-pihak tertentu saja tetapi menjadi tanggungjawab kita bersama.
“Sehingga jika kita sanggup menciptakan situasi aman dan nyaman, itu juga bukan prestasi lembaga dan orang tertentu saja, tetapi itu merupakan konstribusi dan peran kita semua, keberhasilan kita semua,” jelasnya.
Baca juga: 4 Pemicu Bentrok Ormas di Karawang Versi Kesbangpol, Rebutan Limbah Sampai Sengketa Lahan
Untuk itu, MUI khususnya di Kota Kendari dan umumnya di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mengajak semua khalayak untuk menjadi umat dan menjadi masyarakat yang memiliki derajat tinggi di sisi hamba Allah SWT.
Dengan menjadi hamba yang patuh dan taat dengan semua ketentuan Allah SWT.
Menurut KH Yahya mengutip makna Surah Al Waqiyah, orang yang ditinggikan kedudukannya adalah orang-orang beriman dan bertakwa itu yang bisa menjaga perkataan dan perbuatan yang tidak senonoh.
Bukan orang orang-orang yang ucapan dan perbuatannya itu justru membuat kegaduhan dan membuat keributan.
“Tetapi orang beriman dan bertakwa yang bisa menjaga ucapan dan perbuatannya, yang bisa menentramkan, menyejukkan, dan mendamaikan kondisi agar aman dan nyaman,” ujarnya.
Untuk itu, KH Yahya, juga sangat memohon kepada semua pihak agar tidak membuat argumen-argumen yang justru bermakna memanas-manasi situasi.
“Sehingga bisa diciptakan kondisi yang aman, damai, dan menentramkan. Pada akhirnya menjadi kota layak huni, aman, memberikan kekebebasan orang beraktivitas, kebebasan untuk orang lain bekerja dan berusaha sebagaimana layaknya,” katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Bentrok Pemuda di Kendari, Toko dan Lapak PKL Tutup Lebih Awal, Polisi Patroli hingga Tengah Malam
dan
MUI Kendari Imbau Semua Pihak Jaga Kedamaian dan Ketentraman ‘Ini Tanggungjawab Kita Bersama’