TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Banten, Wahidin Halim, buka suara terkait aksi penggerudukan ribuan buruh ke kantornya pada Rabu (22/12/2021).
Seperti diketahui, ribuan buruh menggelar unjuk rasa untuk meminta Wahidin merevisi penetapan upah minimum provinsi (UMP).
"Kami meminta agar angka 5,4 persen untuk UMP segera di-SK dan pengusaha sudah menyatakan siap untuk mengesahkan hal itu," kata Yabes seorang orator, Rabu, dikutip dari TribunBanten.
Namun, karena merasa kecewa tak kunjung ditemui Wahidin, ribuan massa menerobos penjagaan ketat Kantor Gubernur Banten di Serang.
Mereka kemudian berkeliling dan menduduki kursi-kursi yang ada di dalam kantor.
Baca juga: Program Bedah Rumah Bagi Lansia Digelar di Serang Banten
Baca juga: Cerita Pensiunan Umur 60 Tahun Jadi Agen BRILink di Tangerang, Gaji 3 Kali Lipat dari UMK Banten
Tak hanya itu, mereka juga duduk sambil ber-selfie di atas kursi Gubernur Banten dengan kondisi meja yang sudah berantakan.
Terkait hal ini, Wahidin Halim menilai apa yang terjadi adalah sebuah ancaman.
"Kalau buat saya, peristiwa ini bukan (peristiwa) biasa, ini ancaman."
"Ancaman terhadap rasa aman yang harusnya dijamin," ungkap Wahidin di kediamannya di Pinang, Tangerang, Kamis (23/12/2021), dilansir Kompas.com.
Menurutnya, aksi sedemikian rupa baru terjadi selama 10 tahun dirinya menjabat sebagai Wali Kota Tangerang dan hampir lima tahun menjadi Gubernur Banten.
Tak hanya menduduki kantor, Wahidin menyebut ada buruh yang menaikkan kaki mereka ke meja kerja Gubernur.
"Saya pikir, ini 10 tahun jadi Wali Kota (Tangerang) dan lima tahun Gubernur (Banten), baru kali ini demo buruh masuk ke ruangan, naikkin kaki di meja, foto-foto. Arogan kan," ujarnya.
Ia pun menyesalkan aksi anarkisme para buruh tersebut.
Diketahui, aksi penggerebekan Kantor Gubernur Banten yang terjadi pada Rabu, merupakan bentuk kekecewaan para buruh lantaran tak kunjung ditemui Wahidin.