News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Batik Ciprat Tombo Ati, Karya Indah Penyandang Disabilitas Desa Kemudo Klaten

Penulis: Nila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Widi warga Desa Kemudo saat sedang membuat batik ciprat 'Tombo Ati'

"Mengajaknya susah awalnya, banyak dari keluarga yang tidak setuju," kata Reny.

Baca juga: Kurasi Produk Lokal Unggulan, BRI Siapkan UMKM Go Global pada Virtual BRIlianpreneur 2021

Meski begitu, ia tak menyerah dan terus berusaha meyakinkan mereka dengan langsung menunjukkan bagaimana menyenangkannya aktivitas membatik ciprat ini.

"Kita pelan-pelan, dikasih lihat dulu biar mereka ada gambaran, akhirnya mulai banyak yang mau," papar Reny.

Dalam satu minggu, Novi, Widi dan teman-teman lainnya berkumpul setiap Selasa, Rabu dan Kamis untuk menguas kain.

"Satu hari bisa 20 kain batik ciprat, tapi tergantung mood mereka juga, kalau lagi nggak baik ya kita tidak bisa memaksakan dan hanya menyesuaikan saja," ungkap Reny.

Reny berujar, ada banyak jenis cipratan yang bisa dibuat oleh para difabel ini.

Baca juga: Desanya Terpilih Masuk 30 besar Desa Brilian BRI Tahun 2020, Kades Desa Gempol Kolot Berharap Ini

Aktivitas penyandang disabilitas Desa Kemudo Klaten Jawa Tengah membuat karya batik ciprat, Sabtu (25/12/2021) (TribunVideo.com)

Ada yang butuh 2 kali step, namun ada pula batik ciprat yang bisa dihasilkan dengan 1 kali step saja.

Warna dan cipratannya pun bervariatif dan bisa dikatakan limited edition.

"Iya cipratannya kan pasti beda-beda, misal mau dibuat sama juga diusahan persis, tapi tetep hasilnya tidak 100 persen persis," katanya.

Tak sampai 10 menit, kain putih bisa disulap menjadi coretan dengan warna-warna indah oleh tangan-tangan mereka.

Lembar demi lembar kain juga terbentang di bawah teriknya sinar matahari hari itu.

Sementara itu, pandangan penuh bangga tak lepas dari sorot mata sang Kades Kemudo Hermawan Kristanto.

Menjadi satu dari sosok yang bisa menggerakkan para penyandang disabilitas ini, Hermawan mengenang saat dirinya sangat sulit meyakinkan orangtua atau keluarga mereka, yang masih menutup mata soal batik ciprat yang dikenalkan.

"Banyak yang enggak mau, enggak usah katanya biar di rumah begini aja," ucap Hermawan menirukan ucapan orangtua penyandang disabilitas ini.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini