News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wawancara Eksklusif

Pilih Jadi Gareng Ketimbang Jadi Dokter, Pelawak Nggak Sekadar Lucu Tapi harus Cerdas (1)

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sumar Bagyo pemeran Gareng dalam wayang orang di Semarang

Kenapa suara dan gaya Mas Gareng persis pakem Gareng yang dilakonkan Dalang Ki Anom Suroto?

Nggak juga, ini memang original begini aslinya. Suara saya ya ini, saya gak pernah meniru siapapun. Suara orang tua saya (gareng senior) agak ngebas sedikit, kalau saya tribel.

Bapak saya Marno Sabdo, suaranya itu ngebas, fisiknya pun agak besar. Kalau riasan ini memang dari bapak.

Riasan ini murni tinggalan bapak. Kalau istilah wayangnya, sunggingannya bapak. Jadi kalau bapak itu ngendika, dagelan itu pancen golek lucu ning yen rias, lucu kena ning aja nggilani. Yang penting coraknya jelas.

Untuk dandan begini butuh berapa lama?

Ini dandan pupuran sendiri tanpa perias. Ya butuh 10 menit sudah selesai. Itu dulu. Sekarang 30 menit karena mata sudah nggak nyandak. Harus pakai kacamata.

Maaf Dalang Ki Manteb, Ki Enthus, dan Ki Seno sampun kapundut (meninggal dunia). Sekarang sering tampil dengan dalang siapa?

Yang pasti dalang yang masih hidup. He he he. Kalau saya tidak pernah menolak siapapun. Baik yang junior maupun senior. Sing penting saya bekerja menghibur masyarakat. Tidak pernah menolak rezeki. Nggak milih-milih.

Biasanya telepon Mas Gareng atau lewat manajer?

Saya tidak pernah pakai manajer dari awal. Kenapa? Karena saya pakai prinsip seniman dulu, kalau seniman itu, menurut saya, terserah yang lain bagaimana.

Seniman itu yang dicari itu dua, materi dan kepuasan hati. Tidak munafik kita butuh uang, tapi diimbangi dengan kepuasan hati. Hati penonton senang, kita senang. Penonton terhibur saya pun ikut senang.

Yang penting penonton senang. Kalau pakai manager ujung-ujungnya kalkulator. Jadi mahal tarifnya. Kalau saya nggak bisa begitu. Saya nggak kaku. Saya melihat siapa yang mengundang, di mana tempatnya, keperluannya apa.

Kalau yang membutuhkan itu, nuwun sewu ya, orang yang pas-pasan pun saya penuhi undangannya. Saya nggak menolak materi, tapi yang lebih penting adalah kepuasan pengundang dan masyarakat.

Butuh persiapan sebelum tampil?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini