Laporan Wartawan Tribun Jogja Ardhike Indah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – UIN Sunan Kalijaga angkat bicara buka suara terkait HF, penendang dan pembuang sesajen di Gunung Semeru , Lumajang , Jawa Timur.
Dari hasil penelusuran, HF sempat menempuh studi di UIN Suka mulai tahun 2008.
Rektor UIN Suka, Prof Dr Phil Al Makin SAg MA mengatakan, masyarakat perlu memaafkan HF yang mungkin pada saat itu sedang khilaf dan keliru sehingga menendang sesajen.
“Ya, kita ini kan masih memegang Bhinneka Tunggal Ika dan bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam agama.
Ada 6 agama dan berbagai macam aliran kepercayaan kita. Ini yang harus kita utamakan demi kehidupan yang selaras,” ucapnya, Kamis (14/2/2022).
Menurutnya, dengan memaafkan dan melapangkan dada, maka masyarakat sudah memberi contoh yang baik.
“Maka, saya meminta pada pihak berwajib, tolong dimaafkan, karena ini sangat penting bagi kita semua,” tambahnya.
Baca juga: Pembuang Sesajen di Lokasi Bencana Gunung Semeru Ditangkap, Motif hingga Ancaman Hukuman
Meski menyerukan agar proses hukum untuk HF dihentikan karena masih banyak kejahatan lain yang lebih berat untuk diproses secara hukum, Rektor UIN Suka sampaikan kekecewaannya pada sosok HF.
Menurut Al Makin, menendang sesajen bukanlah gaya kampus UIN Suka yang menjunjung tinggi keragaman.
"Jelas itu tidak sesuai dengan sikap kita. UIN ini punya tradisi yang kuat dalam dialog antaragama.
Dari penelitian, UIN dinilai sebagai peletak dasar kerukunan, peletak dasar toleransi yang memengaruhi skala nasional. Ini tidak sesuai dengan nilai inti kita," ujar Al Makin.
Meski mengaku kecewa dengan HF, tetapi Al Makin meminta masyarakat untuk memaafkan HF.
Apa yang dia lakukan salah, tetapi masyarakat juga tidak boleh membunuh karakter seseorang.