TRIBUNNEWS.COM, TUBAN- Kampung miliarder di Tuban Jawa Timur dulu ramai diserbu sales dan borong mobil, kini menyesal.
Kampung Miliarder Tuban yang terletak di desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu itu warganya sempat menjadi pemberitaan nasional karena mendadak jadi kaya raya.
Ini terjadi setelah warga mendapatkan ganti untung hingga miliaran rupiah dari penjualan tanah ke kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR).
Satu tahun berlalu, warga Kampung Miliarder Tuban itu kini dikabarkan melakukan demo.
Baca juga: Kisah Warga Kampung Miliarder Tuban, Terpaksa Jual Sapi untuk Bertahan Hidup, Menyesal Jual Tanahnya
Lalu, apa saja fakta-fakta terkait Kampung Miliarder Tuban, dan apa yang dituntut dari demo tersebut? Berikut SURYA.co.id, merangkumnya.
1. Ganti Rugi dari Pertamina
Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto, menyebutkan bahwa ada 840 KK warga di desanya, namun yang lahannya dibeli perusahaan plat merah sekitar 225 KK.
Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp 600-800 ribu. Sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.
Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp 36 juta, paling banyak warga sini Rp 26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp 28 miliar.
"Kalau rata-rata Rp 8 miliar, satu rumah ada yang beli 2-3 mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah dan usaha," pungkasnya.
Baca juga: Dulu Berbondong-bondong Beli Mobil, Kini Warga Kampung Miliarder di Tuban Menyesal Jual Tanahnya
Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar. Rinciannya, lahan warga 384 hektar di Desa Sumurgeneng, Kaliuntu dan Wadung, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.
Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.
Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.