Laporan Wartawan Tribun Jogja Azka Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA -Keberadaan jalur bebas hambatan atau jalan tol Tol Yogyakarta-Solo dan Tol Yogyakarta-Bawen diprediksi akan menghadirkan gelombang besar arus pariwisata lewat jalur darat ke wilayah DIY.
Saat tol telah terhubung langsung ke DI Yogyakarta, maka akses wisatawan untuk masuk juga semakin mudah dan perlu antisipasi harus dilakukan sedini mungkin, supaya potensi kemacetan tak mengganggu geliat perekonomian.
"Karena harapan kami, operasional tol itu bisa mendukung pemulihan ekonomi di Yogyakarta sehingga dampak yang timbul harus diantisipasi dari sekarang. Salah satunya, ya terkait kemacetan ini," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Minggu (6/2/2022).
Berdasarkan hasil kajian Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, VC ratio di ruas-ruas jalan di wilayahnya telah menyentuh 0,8 dan mendekati stuck.
Heroe mengatakan, antisipasi yang paling memungkinkan adalah dengan pembuatan jalur khusus menuju titik-titik krusial.
Baca juga: Tinjau Pameran 7100 Produk UMKM Bandung, Gus Muhaimin: Kualitas Oke, Tinggal Pemasaran
"Jadi, sirip-sirip pembuangan itu nantinya dapat dijadikan alternatif jalur menuju destinasi wisata yang ada di Yogya, maupun jalur-jalur yang menuju kota. Kalau tidak begitu, akan ada potensi kemacetan serius," urai Wawali.
Dijelaskannya, DIY memang telah mempunyai Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS).
Tetapi, pihaknya masih merasa perlu merealisasikan jalur-jalur khusus yang menghubungkan wilayahnya dengan destinasi-destinasi favorit di DIY. Sehingga, akses keluar masuk kota makin mudah.
"Agar mudah masuk ke kota, maka perlu tambahan akses jalan yang bisa mengantisipasi penumpukan kendaraan di satu jalur.
Artinya, kita perlu membuka banyak akses itu, yang difungsikan untuk keluar masuk," tegasnya.
"Ini upaya kita untuk menghindari keterlambatan masuk. Supaya, orang-orang nggak kehabisan waktu di jalan. Jadi, waktu yang terbuang di jalan harus dipangkas. Isu soal kemacetan ini jadi perhatian kita," imbuh Heroe.
Menurutnya, Kota Yogyakarta harus belajar dari Bandung, mengingat ketika tol Bandung-Jakarta beroperasi di saat-saat tertentu muncul kemacetan panjang di deretan titik.
Terlebih, ia menyadari luas wilayah dan ruas jalan yang dimiliki Kota Yogyakarta tergolong sangat kecil.