Menurut Eko Warso, kondisi korban kritis akibat gigitan buaya sehingga nyawanya tidak tertolong.
Ia menjelaskan, ketiadaan dokter di Puskesmas Kualin membuat keluarga membawa jenazah Irfan Bria ke Puskesmas Kolbano untuk dilakukan visum sebelum dibawa pulang ke rumah duka.
Pada Sabtu (5/2/2022), pihak keluarga melaksanakan upacara penguburan jenazah Irfan Bria.
Baca juga: Perjuangan Tili Tangkap Buaya Berkalung Ban: Percobaan Selama 3 Pekan, Habis Rp 4 Juta untuk Umpan
Baca juga: Bocah 7 Tahun di NTT Tewas Diterkam Buaya, Korban Sempat Mendapat Pertolongan Medis
Kronologi
Eko Warso menjelaskan kronologi kejadian. Menurutnya, awalnya Irfan bersama pamanya Alfin berboncengan sepeda motor pergi mencari ikan pada Jumat (4/2/2022) sekitar pukul 13.30 Wita.
Saat tiba di Muara Sunagai Ela, Alfin langsung mencari ikan. Sedangkan korban duduk santai di pinggir muara.
Sekitar pukul 16.00 Wita, Alfin mengajak korban untuk pulang. Irfan bergegaske tepi muara untuk mencuci kaki.
Bersamaan dengan itu, Alfin mengambil sepeda motor yang terparkir beberapa meter dari Muara Sungai Ela.
Sesaat kemudian, Alfin mendengar teriakan korban minta tolong. Dia langsung menengok dan mendapati Irfan sudah diterkam buaya.
Alfin berusaha menolong korban dengan melemparkan tali pancing ke arah korban.
Irfan sempat memegang tali pancing namun karena terkaman buaya sangat kuat membuat tali pancing terlepas dari tangannya.
Baca juga: Bocah di Kutai Timur Diterkam Buaya saat Liburan ke Pantai, Videonya Sempat Viral di Medsos
Buaya membawa korban ke pinggir muara. Alfin kembali berusaha menolong Irfan dengan menggunakan sebatang kayu, tapi korban tetap berada dalam gigitan buaya.
Alfin tidak kehilangan akal. Dengan mengendarai sepeda motor, dia bergegas memberitahukan Ahi Tofel Bessie, ayah Irfan.
Keduanya bergerak menuju Muara Sungai Ela. Saat tiba, Alfin dan Tofel mengambil sebatang kayu.