TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra, Gunaryo menyayangkan terjadinya pertikaian hingga adu fisik antara dua pejabat OPD Provinsi Sultra, Kepala Bapenda Sultra Yusuf Mundu dan Kadis Kominfo Sultra Ridwan Badalah.
Dia meminta Sekda Sultra Nur Endang Abbas menyelesaikan pertikaian dua pejabat Pemprov Sultra tersebut.
Sebelumnya Kepala Bapenda Sultra Yusuf Mundu dan Kadis Kominfo Sultra Ridwan Badalah terlibat perselisihan saat puncak peringatan Hari Pers Nasional 2022 di pelataran Masjid Al Alam Kendari, Rabu (9/2/2022).
Kejadian tersebut diduga dipicu ucapan tak senonoh yang dilontarkan Kadis Kominfo Sultra Ridwan Badallah hingga membuat Kepala Bapenda Sultra, Yusuf Mundu menamparnya.
Menurut Gunaryo, dua pejabat ini bisa memberikan contoh serta menahan diri agar tidak saling bersinggungan hingga berujung dugaan pemukulan.
"Tentunya kami sayangkan, kenapa ada adu fisik ini bisa terjadi. Seharusnya hal itu dapat dihindari," kata Gunaryo saat dihibungi via telepon.
Ia menjelaskan, para kepala OPD itu seharusnya memberikan contoh yang baik kepada ASN lain baik tindakan dan ucapan.
Apalagi kejadian itu masih di momen peringatan HPN 2022 yang dihadiri para tamu dari berbagai daerah dan duta besar.
Baca juga: Kronologi dan Penyebab 2 Kepala Dinas di Sulawesi Tenggara Berkelahi di Parkiran Masjid Al Alam
"Saat terjadi dugaan pemukulan di situ kan masih banyak tamu yang hadir, momennya masih Hari Pers Nasional 2022, harus saling bisa menahan diri," ujarnya.
Untuk itu, Anggota DPRD Fraksi PDIP ini berharap Sekda Sultra Nur Endang Abbas bisa menengahi atau melakukan pembinaan kepada dua pimpinan lembaga tersebut.
Agar kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari dan menjadi pembelajaran birokrasi oleh pimpinan OPD lainnya.
"Kami harapkan bu Sekda Sultra sebagai pimpinan ASN di Sultra bisa memberikan pembinaan kepada dua kepala OPD itu," ujar Gunaryo.
"Dan kami dari DPRD hanya bisa menyarankan pimpinan mereka bisa memediasi untuk menyelesaikan masalah itu tanpa melalui jalur hukum di kepolisian," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, dua kepala dinas (Kadis) di Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) terlibat baku pukul alias berkelahi di pelataran Masjid Al Alam Kendari.
Dua Kadis itu yakni Ridwan Badallah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika atau (Diskominfo) Sultra dan Yusuf Mundu.
Yusuf Mundu merupakan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Pemprov Sultra.
Aksi baku hantam itu terjadi di pelataran parkir Masjid Al Alam Kendari, Jl Jenderal ZA Sugianto, Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Provinsi Sultra, pada Rabu (9/2/2022).
Kepala Dinas Kominfo, Ridwan Badallah melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Resor atau Polres Kendari.
Laporan itu tertuang dalam surat tanda penerimaan laporan: STPL/79/II/2022/Res Kendari.
Dalam laporan itu, Ridwan Badallah mengaku dipukul Yusuf Mundu menggunakan tangan kosong.
"Korban (Ridwan Badallah), mengalami luka di bibir bagian atas. Sehingga atas kejadian itu korban keberatan dan melaporkan kasus itu ke Polres Kendari," tandasnya.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polres Kendari, AKP I Gede Pranata Wiguna belum menjawab pesan whatsapp jurnalis TribunnewsSultra.com.
Penyebab Berkelahi
Yusuf Mundu mengaku menganiaya Ridwan Badallah lantaran tak terima disuruh makan sepatu sehingga terbawa emosi.
Sontak kejadian tersebut membuat peserta puncak Hari Pers Nasional atau HPN 2022 di Masjid Al Alam Kendari heboh.
Ridwan Badallah pun telah melaporkan kasus ini ke Kepolisian Resor atau Polres Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Baca juga: Pemerintah Percepat Pembangunan RSJ di Sultra, Gorontalo, Papua Barat, Sulbar, Kaltara dan Kepri
Kepala Bapenda Sultra, Yusuf Mundu menjelaskan peristiwa itu bermula saat dirinya berbincang dengan Ridwan Badallah dan beberapa pejabat lain.
Yusuf Mundu mengatakan kepada Ridwan Badallah, HPN 2022 ini adalah momentum untuk Kadis Kominfo tersebut.
"Saya bilang kalau kamu mau dilihat berhasil di sinilah karena semua teman-teman media mendukung kamu," ujar Yusuf Mundu menirukan kembali pembicaraan tersebut kepada TribunnewsSultra.com.
Selanjutnya, kepada Ridwan Badallah, ia menyampaikan visi media ada dua, yaitu bekerja tanpa laporan dianggap tidak kerja.
Tetapi, kata Yusuf Mundu, laporan tanpa kerja itu pembohongan.
Sontak Ridwan Badallah mengeluarkan kata kasar.
"Katanya jangan banyak bicara kamu saya kasih makan ko sepatu itu, masih bisa kakiku ini menendang. Saya bilang, kau ini kurang ajar punya mulut, pak, (bunyi suara pukulan) saya tampeleng," ungkapnya.
Saat itu, Yusuf Mundu mengatakan Ridwan Badallah langsung mencaci maki dirinya namun ia tidak bereaksi usai memukul.
Yusuf Mundu mengklaim dirinya tidak memukul Ridwan Badallah melainkan hanya menampar bagian bibir.
"Bibir itu biar disentil (pukul pakai jari), bisa berdarah. Kalau memukul itu remuk badannya, aniaya," dalihnya.
Insiden itu disaksikan sejumlah pejabat, di antaranya, Kadis Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Sultra, Trio Prasetyo dan Kepala BPKAD Provinsi Sultra, Basiran.
Setelah kejadian, dirinya dan pejabat organisasi perangkat daerah (OPD) lain berbincang-bincang singkat sambil minum kopi.
"Ridwan Badallah langsung pergi, mungkin melapor (ke polisi)," jelasnya.
Lapor Polisi
Kepala Dinas Kominfo Sultra, Ridwan Badallah melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Resor atau Polres Kendari.
Laporan itu tertuang dalam surat tanda penerimaan laporan: STPL/79/II/2022/Res Kendari.
Dalam laporan itu, Ridwan Badallah mengaku dipukul Yusuf Mundu menggunakan tangan kosong.
"Korban (Ridwan Badallah), mengalami luka di bibir bagian atas. Sehingga atas kejadian itu korban keberatan dan melaporkan kasus itu ke Polres Kendari," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Komisi I DPRD Sultra Minta Sekda Bina 2 Kepala OPD yang Bertikai saat Puncak Peringatan HPN 2022