TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Sejumlah orang yang berasal dari Ungasan, Kuta Selatan, Badung mendatangi Bidang Propam (Profesi dan Pengamanan) Polda Bali, Sabtu (19/2/2022).
Mereka adalah satu keluarga yang mengaku rumahnya sempat didatangi beberapa orang yang mengaku sebagai anggota polisi dari Polsek dan Polres setempat.
Satu keluarga tersebut datang bersama kuasa hukumnya di Propam Polda Bali dengan membawa sejumlah alat bukti berupa foto dan video mempertanyakan oknum tersebut.
"Kami melaporkan ke Bid Propam perihal Jumat (18 Februari 2022) kemarin pihak keluarga mengetahui ada beberapa pihak yang mengaku polisi ada 6 orang lebih tanpa permisi, tanpa izin memasuki obyek pekarangan keluarga ahli waris. Mereka memakai baju biasa bukan seragam," kata Kuasa Hukum, Siswo Sumarto ditemui Tribun Bali di Mapolda Bali.
Sekelompok orang itu mengaku dari kepolisian.
Namun ketika ditanya maksud dan tujuan serta surat tugas, mereka tidak bisa memberikannya.
"Pihak keluarga yang di obyek lahan tersebut mempertanyakan kunjungan sebagai apa dan seperti apa. Mereka sangat menutupi identitas."
Baca juga: Buntut Kasus Tahanan di Lubuklinggau Utara Tewas dengan Penuh Luka, 6 Anggota Polisi Dinonaktifkan
"Sempat terjadi perdebatan memanas mereka mengatakan bahwa mereka dari Polsek sama Polresta, tapi ditanya kepentingannya tidak menjawab. Ditanya surat tugas, diberikan surat yang berbeda. Bukan surat untuk kunjungan di lokasi tersebut. Dan hanya boleh dibaca sebentar. Tidak boleh difoto," ungkapnya.
Salah satu pihak keluarga, Kadek Handiana Putra mengaku keluarga mereka takut dan resah karena adanya orang tidak dikenal memasuki pekarangan mereka tanpa izin.
Apalagi pihak keluarga sedang mempersiapkan ngaben orang tua pada 21 Februari 2022.
"Kami resah dan terindimidasi dengan perilaku oknum tersebut. Makanya hari ini (kemarin, Red) kami dengan ahli waris sebagai masyarakat yang taat hukum melapor ke Bid Propam agar menjadi pembelajaran pihak lain yang tidak bertanggung jawab."
"Kami kemarin persiapan untuk tanggal 21 Februari 202 ngaben orangtua. Dengan kejadian kemarin, semua keluarga panik dan resah," bebernya.
Ia menuturkan sekelompok orang tidak dikenal tersebut berdiri di pekarangan karena di lokasi tersebut tidak ada rumah lain selain rumah keluarga dan lahan yang kini tengah disengketakan.
Namun ia tidak ingin mengkait-kaitkan persoalan ini dengan kasus sengketa tersebut.
"Mereka berdiri di objek. Ada kegiatan agama dan ada wanita-wanita, ibu-ibu merasa takut, ini orang ngapain. Karena di situ tidak ada rumah lain selain rumah kami dan lokasi sengketa. Ini orang berdiri ngapain tidak jelas tujuannya dari mana," ungkapnya.
"Kalau memang dari polisi transparan kerja tugas. Pasti kami tidak akan menghalangi, kalau sesuai tugas. Kalau orang datang bertamu kita tanya dari mana. Kalau benar, ya monggo bertamu. Silakan dengan cara yang bagus," imbuhnya.
Pihak keluarga berharap, aduan ini dapat diproses oleh Bid Propam Polda Bali secara profesional sebagaimana tagline Presisi yang dicanangkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Harapan saya dapat diproses secara professional. Saya juga tahu di pemerintahan Pak Jokowi kepolisian lagi berbenah. Citra lagi bagus. Jangan sampai dicederai."
"Kami masyarakat mencintai polisi. Semoga polisi melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Kita serahkan ke Bid Propam menentukan kebijakan. Saya yakin profesionalisme Propam berlaku equal," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Pol Syamsi hingga tadi malam belum memberikan keterangan saat dikonfirmasi Tribun Bali ihwal aduan masyarakat terhadap sekelompok orang yang mengaku polisi tersebut ke Bid Propam Polda Bali.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Keluarga Takut dan Resah, Didatangi Sekelompok Orang, Warga ke Propam Polda Bali