"Jangan kemudian pelacakan dan sitanya dilakukan, korbannya tidak tahu, dan kemudian hilang menguap. Harus transparan, semua korban harus bisa mengikuti bahwa itu lho barangnya. Mungkin tidak 100 persen, seperti kasus minyak sekarang. Ada berapa miliar, misalnya. Kan uang itu tidak mungkin habis dalam waktu satu atau dua minggu, belum lama, kan," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, banyak ibu-ibu di Kota Bandung dan daerah lain di Jawa Barat jadi korban pre-order minyak goreng yang dilakukan R. Kerugian mencapai miliaran rupiah.
Bahkan satu pemesan ada yang memesan sebesar Rp 18 juta untuk beberapa minyak goreng. Namun minyak goreng pesanan tak kunjung datang.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Korban PO Minyak Goreng Kembali Akan Lapor Polisi, Sudah PO Sejak Desember