Ia juga menjelaskan alasan, mengapa terasi dan sampel-sampel lainnya yang telah diambil dicurigai.
"Mengapa terasi dicurigai? Karena tidak ada izin edar dari BPOM. Kalau pangan yang namanya terasi dijual dan diedarkan, kan harus ada izin edar. Karena belum ada izin edar dan warnanya juga mencurigakan, tapi belum tentu mengandung karena yang membuktikan hasil lab," tambahnya.
Jika nantinya ditemukan beberapa dari sampel ini mengandung bahan berbahaya seperti Rhodamin B, Boraks dan lainnya ia telah berkoordinasi dengan kepala pasar untuk memberikan ketegasan pada pedagang agar tidak menjual lagi produk berbahaya tersebut.
Intensifikasi bahan pangan ini tidak hanya dilakukan jelang hari raya saja. Putu mengatakan kegiatan ini sudah sering dilakukan di beberapa Pasar Kota Denpasar, seperti Pasar Badung, Pasar Nyanggelan Tukad Pakerisan, dan Pasar Sanur.
"Hampir semua pasar di Denpasar sudah dicek. Kalau Pasar Nyanggelan Pakerisan sudah masuk nominasi 6 besar pasar aman dari bahan berbahaya dan sudah dilombakan. Sehingga mereka sudah bisa menguji sendiri bahan-bahan pangan yang mereka jual. Dan memiliki test kit sendiri," imbuhnya.
Menurutnya, sejauh ini, hampir semua produk pangan di Bali sudah aman. Selain itu beberapa pasar lain juga sudah menjual bahan pangan yang aman dan bagus.
Pihaknya pun sudah melakukan pemusnahan bahan pangan berbahaya dari oknum yang memang kebanyakan datang dari luar Bali. (sar)
Baca juga: Hewan Korban Disucikan, Mapepada di Denpasar, Buleleng, Klungkung, Tabanan Lancar