Menurutnya, wahana perosotan itu sempat direnovasi tiga tahun lalu.
"Dirawat, selama pandemi pun juga dirawat."
"Bahkan, itu sudah direnovasi tiga tahun yang lalu ditambah viber dan penyangga juga," papar dia.
"Kalau tidak ada penumpukan masih bisa dan normal," pungkasnya.
Kronologi Kejadian
Seorang saksi mata yang juga pengunjung Kenjeran Park, Yusuf, membeberkan detik-detik atau kronologi perosotan di Kenpark ambrol.
Ada banyak anak yang diduga sengaja berhenti untuk menahan laju perosotan dengan cara berdiri.
Baca juga: Daftar Identitas Korban Ambrolnya Seluncuran Kenjeran Park, Total Korban Ada 16 Orang
Baca juga: Seluncuran Kolam Renang Kenjeran Park Surabaya Diduga Patah: Belasan Anak-anak Jatuh
Yusuf mengatakan, hal itu terjadi sebelum seluncuran patah.
"Awalnya papan seluncur itu tidak boleh seperti anak kecil di tengah-tengah ngumpul."
"Takutnya kan bebannya, kan ada airnya (berat, red)," ujarnya, Sabtu.
"Biasanya (juga, red) ada, penjaga seluncurnya, cuma tadi katanya orang sana ada, cuma saya enggak naik kurang tahu," jelasnya.
Berdasarkan pengamatan Yusuf di lokasi, ketinggian permukaan komponen seluncur yang jebol itu sekitar 8-9 meter.
"Kayaknya kalau rumah, 3 lantai rumah. Kayaknya 8-9 meter (ketinggian)," kata ayah satu anak asal Bendul Merisi Tenggilis Mejoyo Surabaya itu.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul FAKTA dan Kronologi Seluncuran Kenjeran Park Ambrol, Korban Mayoritas Anak-anak, Diduga Patah
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Sri Juliati, TribunJatim.com/Bobby Koloway/Luhur Pambudi, Kompas.com/Muchlis)