"Katanya berangkat bareng harus pulang bareng, untungnya Ujang enggak tega buat ninggalin," tuturnya.
Keesokan harinya, sekitar pukul 08.00 WIB, pintu kios bengkel yang tak jauh dari kandang ayam tempatnya tidur terbuka.
Hamjah pun bergegas bangun dan menemui pemilik bengkel agar memperbaiki motornya.
Tak begitu lama, motor Hamjah kembali hidup.
Namun, saat baru menempuh empat kilometer perjalanan dari bengkel, motornya kembali mogok.
Ia pun kembali ke bengkel semula.
Baca juga: Pemudik Tujuan Palembang Keluhkan Keterlambatan Bus di Terminal Kampung Rambutan
Hamjah lalu naik angkot ke bengkel untuk menjemput montir agar mendorong motornya dengan Ujang yang sudah menunggu di bawah.
Hamjah mengatakan kepada pemilik bengkel, bahwa ia sudah tak punya uang lagi untuk biaya perbaikan.
Akhirnya, pihak bengkel memberi ganti sparepart lagi, asal menambah biaya Rp 140.000.
"Kalau dihitung sudah habis sekitar Rp 1 jutaan. Untungnya ada Ujang yang membawa uang," terangnya.
Karena lapar, Hamjah terpaksa membuka amplop THR dari saudara-saudaranya di Ciamis, yang seharusnya untuk anaknya di Karawang.
"Terpaksa saya," katanya.
Setelah motornya kembali hidup, keduanya melanjutkan perjalanan dan tiba di Karawang pukul 17.00 WIB.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Cikwan Suwandi, Kompas.com/Farida Farhan)