Meskipun saat ini sudah tidak menjadi pelabuhan utama, Pelabuhan Rakyat Kalimas yang dibangun pada abad ke-14 masih dinilai penting sebagai pelabuhan tradisional yang menampung perahu pengangkut dari dan menuju Jawa.
Baca juga: Apa Hubungan Rempah-Rempah dan Penjajahan di Indonesia? Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 5 SD
Berdampingan dengan Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Rakyat Kalimas hari ini masih digunakan para pelayar kecil dan menjadi pelabuhan alternatif bagi nelayan kapal kecil.
Jejak Jalur Rempah lainnya di Surabaya masih terlihat jelas di area Jalan Panggung, Kapasan, dan Kembang Jepun yang di masa lampau merupakan sentra dagang bongkar muat dan wilayah peradaban pertemuan berbagai bangsa, seperti Arab, India, dan Tiongkok.
Dirjen Kebudayaan menyampaikan bahwa Muhibah Budaya Jalur Rempah tidak hanya berbicara mengenai kejayaan masa lampau saja, tetapi juga dapat digunakan untuk memantik diskusi dan memunculkan ide-ide besar untuk masa depan.
Kegiatan ini diharapkan dapat mempertemukan kembali hubungan dan sejarah antarbudaya di masa lalu dengan budaya masa kini.
"Jalur Rempah bukan hanya perdagangan rempah semata, tetapi juga terjadi pertukaran budaya. Kita berharap para Laskar Rempah dapat menghidupkan kembali pertukaran dan pergaulan budaya seperti yang terjadi ribuan tahun lalu melalui Jalur Rempah," tegas Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. (Tribun Jatim/Sudarma Adi)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Memori Kejayaan Jalur Rempah Nusantara, Surabaya Jadi Titik Pertama Muhibah Budaya