"Lakban itu yang dimulut saya dorong gitu aja kan, pokoknya mulut saya gerak gerakin supaya lakban geser, pakai ludah kan biar lemnya kebuka gitu. Saya jam 3 pagi udah kebuka tuh mulut, saya teriak tapi ketahan, jadi suara ngga keras," tambahnya.
Akhirnya, Dahlan yang terus berupaya membebaskan diri selama beberapa jam itu mendapat pertolongan dari rumah yang berada di depan sekolah.
Dahlan pun menceritakan, aksi temannya yang memaksa keluar ruangan meminta pertolongan.
Baca juga: Kronologi Wanita Ditemukan Tewas Mengenaskan di Tangsel: Sempat Teriak Minta Tolong Ada Maling
Dimana, kata Dahlan, temannya yang ikut disekap, sampai memaksa menggelinding ke arah luar ruangan tempat dia disekap dan diikat.
"Terus temen saya baru bisa kebuka juga lakban di mulutnya, terus menjelang pagi itu mang ipin (korban) itu guling-guling tuh sampai pintu depan, sampai teras. Itu ada sekitar jam setengah enam lah. Baru tuh yang warung depan liat, terus denger teriakan mang ipin. Terus ya gitu, alhamdulillah warga dateng tuh selametin kita," tandasnya.
Komplotan maling yang berhasil menggasak enam buah laptop, satu buah infocus, dua buah gawai, dan uang senilai Rp1.5000.000 ini, turut mengancam nyawa dengan menyekap dan mengikat kaki tangan tiga orang penjaga sekaligus.
Penulis: Rahmat Hidayat
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul 'Kalau Sayang Anak Istri Jangan Teriak', Cerita Satpam SMPN 16 Bogor yang Disekap Komplotan Maling