Ditambah lagi, sedari awal, keluarga menilai penangkapan terhadap Ari Putra cacat prosedur.
"Waktu Ari diambil (ditangkap) tidak ada surat penangkapan, tidak surat pemberitahuan. Itu sekitar jam sepuluh selasa malam. Pagi-paginya keluarga dapat kabar Ari sudah meninggal justru dari orang lain, bukan pihak kepolisian," ujarnya.
Baca juga: Tersangka Kasus Pemerkosaan Tewas Berkelahi dengan Tahanan di Sel Polres Empat Lawang
Lanjut dikatakan, setelah mendapat kabar tersebut, keluarga berbondong-bondong mendatangi Polres Empat Lawang karena ingin melihat langsung apa yang terjadi.
Disana mereka juga menjemput rekan Ari yang sebelumnya sama-sama ditangkap.
"Mengetahui itu (Ari Putra meninggal), keluarga bersama warga ramai-ramai datang ke Polres untuk menjemput BY (rekan Ari Putra). Disana ramai-ramai orang berdemo. Ada sekitar empat mobil dengan kekuatan massa lebih kurang 50 orang, maka dikeluarkanlah BY tapi dengan catatan waktu itu," ujarnya.
Dari keterangan BY, keluarga mendapat keterangan soal detik-detik meninggalnya Ari.
Keluarga makin dibuat emosi lantaran jenazah Ari sudah dalam kondisi mengenaskan.
Sejumlah luka bahkan darah segar bahkan masih terlihat hingga proses pemandian jenazah dilakukan.
"Kuping mengeluarkan darah, mulut pecah, kaki dibakar di-necis, rambut dibakar. Makanya kami melaporkan dugaan pembunuhan itu. Semua foto bukti-bukti, kami ada," ujarnya.
Baca juga: Tersangka Rudapaksa Tewas Dikeroyok 3 Tahanan di Empat Lawang, Keluarga Tuding Petugas Ikut Terlibat
Terkait masalah ini, ada sebelas anggota polisi yang sudah dilaporkan ke Bid Propam Polda Sumsel.
Dimana tiga di antaranya disebut keluarga sebagai pelaku utama.
"Kami mendapat respon yang baik dari Yanduan Propam Polda Sumsel dan tadi sudah ada beberapa saksi yang diminta keterangan. Sejumlah bukti juga sudah kami tunjukkan tadi," ujarnya.
Penjelasan Polisi
Rekaman CCTV menjadi alat bukti pada kasus tahanan meninggal di Polres Empat Lawang.