Tersangka S sempat menyinggung bahwa korban sudah tidak perawan.
Lalu usai berhubungan badan, korban mengaku hamil hingga minta dinikahi.
Baca juga: Misteri Kematian Guru TK di Lombok Barat Terungkap, Pembunuhan Haerani Diduga Bermotif Asmara
Tersangka S menolak diminta bertanggung jawab dengan alasan sudah beristri dan memiliki satu anak.
Padahal, saat sebelum pacaran dulu, tersangka S mengaku statusnya seorang duda.
Korban kemudian marah hingga cekcok dengan kekasihnya itu.
Cekcok berlanjut ke kontak fisik dan tersangka mulai memukul korban.
"S sempat melayangkan dua pukulan dan berhasil dihindari R, tetapi di pukulan ketiga, R menggigit jari S," ucap Kadek Adi.
Tersangka S berupaya melepaskan gigitan dengan cara memukul wajah pacarnya itu.
Gigitan lepas bahkan gigi korban sampai tanggal akibat pukulan itu.
Tersangka S kemudian menyeret korban ke kamar mandi.
Selanjutnya menghantamkan kepala korban ke tembok sampai tersungkur dan tidak sadarkan diri.
"Dalam kondisi R yang tidak sadarkan diri, S memastikan R tidak bernyawa dengan mengikat leher dan mulut R menggunakan dua kain. Kain hitam dan cokelat," jelas Kadek Adi.
Setelah itu, tersangka S meninggalkan kekasihnya dan kabur ke kampung halamannya di Ngawi, Jawa Timur.
Penyebab Kematian Korban