TRIBUNNEWS.COM - Berikut update terkait informasi kasus santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) asal Palembang, Sumatera Selatan berinisial AM (17).
Kasus tewasnya santri Gontor karena dianiaya terus bergulir hingga sekarang.
Polisi sudah melakukan autopsi kepada jasad AM dan meminta keterangan 20 saksi dalam kasus ini.
Sudah ada dua terduga pelaku yang diketahui yang tidak lain adalah senior dari korban sendiri.
Terlepas dari kerja kepolisian, akhirnya pimpinan Ponpes Gontor, KH M Akrim Mariyat buka suara.
Ia menolak berkomentar lebih dalam terkait tewasnya AM.
Baca juga: Sosok Mukhlas Hamidy, Dokter yang Namanya Tercantum dalam Surat Kematian Santri Gontor AM
M Akrim menyebut, kasus ini bukanlah urusannya.
Pernyataan ini ia sampaikan saat berziarah ke makam AM di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (9/9/2022) kemarin.
"Permasalahan ini bukan urusan saya. Ada pembicara khusus. Kita ada namanya tim jubir sendiri," kata M Akrim, dikutip dari Kompas.com.
Sementara saat disinggung soal kelalaian pihak pondok, M Akrim enggan berkomentar dan memilih bungkam.
Meskipun demikian, M Akrim tetap memberikan doa yang terbaik untuk korban.
Ia berharap AM dimasukan dalam golongan orang yang meninggal dalam keadaan syahid.
"Mudah-mudahan yang wafat ini (AM) betul-betul menjadi mati syahid dan semua dosa diampuni."
"Apapun yang diamalkan dalam kebaikan diterima oleh Allah SWT," ucap M Akrim, dikutip dari TribunSumsel.com.