"Jadi, kami menyampaikan surat penolakan terkait aksi tersebut karena dari aksi itu belum bisa dijelaskan siapa saja korlap-korlapnya karena massa yang dibawa nanti ada sekitar 4.000 orang," ujar Victor di Jayapura, Senin (19/9/2022).
Sekolah tutup
Sejak pukul 07.00 WIT - 12.35 WIT, seluruh toko di daerah Lingkaran Pendidikan Abepura hingga Ekspo Waena, Kota Jayapura, Provinsi Papua, tutup.
Tidak ada sedikitpun toko ataupun lapak yang buka untuk melakukan aktivitas ekonomi, kecuali di daerah jalan baru Youtefa, itupun hanya 50 persen lapak dan toko yang melakukan aktivitas ekonomi.
Salah satu dari pemilik lapak di Abepura, Adri mengatakan, alasan menutup lapak karena takut dengan aksi tersebut.
"Kami takut demo, maka itu jualan ditutup," matanya kepada Tribun-Papua.com, di Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Selain itu, beberapa sekolah di wilayah Abepura seperti SMP YPK Paulus, dan SD serta SMP Advent juga terlihat tutup.
Kemudian Kampus USTJ dan Uncen bawa juga terpantau tak ada aktivitas mahasiswa.
Lalu beberapa kantor di daerah Abepura, Kota Jayapura, seperti Kantor BPS dan Kantor Distrik Abepura juga terlihat tertutup ataupun tidak ada pelayanan.
Hingga saat ini sejumlah personel gabungan juga masih terlihat melakukan siaga dengan mengenakan tameng serta rotan di sekitar wilayah Lingkaran Pendidikan Abepura, Kota Jayapura.
Sebelumnya telah dikabarkan, pemuda dan mahasiswa dari lima wilayah adat di Provinsi Papua bakal melakukan aksi bela Gubernur Lukas Enembe di Kota Jayapura.
Mereka akan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar dapat menghentikan proses hukum Gubernur Papua, Lukas Enembe terhadap tuduhan kasus suap dan gratifikasi.
Demikian disampaikan Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua, Benyamin Gurik, dalam jumpa pers dihadiri Tribun-Papua.com, di Perumnas I Waena, Distrik Heram, Senin (19/9/2022).
"Pemuda dan mahasiswa di setiap asrama di Jayapura dari 5 Wilayah Adat, siap turun lakukan aksi demonstrasi bela gubernur Papua Lukas Enembe pada Selasa besok," ujarnya.