TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA- Aksi 'Save Lukas Enembe' yang digelar ribuan pendukungnya di Jayapura, Papua, berakhir, Selasa (20/9/2022).
Seluruh massa tiba di lokasi aksi dengan menggunakan truk dan kendaraan sewa.
Baca juga: Polri Siap Bantu KPK Usut Dugaan Kasus Korupsi Gubernur Papua Lukas Enembe
Dengan tema 'Save Gubernur Papua', para koordinator yang memimpin ratusan massa bergantian berorasi di atas truk.
Sebelum aksi tersebut digelar, situasi di kawasan Abepura, Kota Jayapura, Papua,terpantau lengang. Hanya beberapa kendaraan melintas pada Selasa (20/9/2022).
Kawasan Abepura yang didominasi pertokoan tampak sepi karena sebagian besar ruko dan toko swalayan memilih tutup.
Gebi, salah satu pedagang di wilayah Abepura, mengaku sempat berjualan, tetapi hanya pagi hari karena khawatir massa bersikap anarkistis.
"Jualan pagi saja, ini sudah mau tutup karena takut nanti ribut," ujarnya di Jayapura, Selasa.
Sementara Yanti, seorang warga Jayapura yang tinggal di Kotaraja, menyebutkan, anak-anaknya sudah dua hari tidak sekolah karena khawatir dengan keamanan mereka.
Menurut dia, setiap ada demo, banyak orangtua murid yang tidak mengizinkan anaknya bersekolah.
"Anak-anak lebih baik tidak sekolah, takut nanti kaya (kerusuhan) 2019," cetusnya.
Menurut informasi yang dihimpun, hingga pukul 10.46 WIT, massa yang akan melakukan demonstrasi masih berkumpul di beberapa titik.
Massa terpantau telah berkumpul di Lapangan Teis, Sentani, Kabupaten Jayapura, Expo Waena, Kota Jayapura, dan beberapa titik lainnya.
Sebelumnya diberitakan, Kapolresta Jayapura Kota Kombes Victor Mackbon mengakui bahwa ada rencana aksi demonstrasi oleh kelompok yang menamakan diri sebagai "Koalisi Rakyat Papua" pada Selasa (20/9/2022).
Menurut dia, polisi tidak memberikan izin atas demo menyerukan dukungan terhadap Gubernur Papua Lukas Enembe yang tengah tersandung kasus hukum.