"Saya menemuinya untuk mengajaknya bersama-sama membawa anak kami ke rumah sakit untuk diperiksa darahnya karena dikhawatirkan kena DBD," kata RA.
Sesampainya di eks Wisma Surya Palopo, RA berhasil bertemu dengan istrinya WA.
Dia kemudian menyampaikan bahwa anak mereka sudah beberapa hari sakit dan panasnya tidak turun-turun.
Sehingga dia mengajak istrinya untuk bersama-sama membawanya ke rumah sakit.
"Tetapi saat itu istri saya malah marah-marah, dia bilang saya saja yang bawa ke rumah sakit, dia tidak punya waktu," kata RA.
"Saya kemudian mencabut badik di pinggang, tetapi dia langsung merampas badik itu, kemudian menikam perut saya dua kali."
"Saya berusaha kembali merampas badik itu dari tangannya, sebelum dia membunuh saya, saya berhasil merampas badik itu setelah saya pukul tangannya," cerita RA.
Setelah merampas badik itu dari tangan istrinya, saat itulah RA menikam istrinya.
"Saya tikam pertama pahanya, kemudian bagian belakangnya satu kali. Saat itu dia terjatuh, saat jatuh itu saya tikam bagian belakangnya," kata RA.
Saat bagian belakang istrinya kena tikam, RA mengaku tidak mencabut badiknya.
Dia bermaksud meninggalkan istrinya yang sudah terkapar di lantai.
"Tapi saya balik melihat dia, saat itu saya mendekatinya dan mencabut badik yang menancap di belakangnya. Saya kemudian meninggalkan dia," kata RA.
Setelah menikam istrinya, RA kembali ke rumah ibunya di Pajalesang.
"Saya langsung bilang ke ibu bahwa saya baru saja menikam istri saya. Saya juga bilang ke ibu saya bahwa saya kena tikam di bagian perut. Saya mau kabur, tolong jaga dan rawat anak saya," kata RA.