Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah gerobak kopi berukuran 150x70 cm terlihat 'mangkal' di salah satu sudut ruangan lobby Novotel Solo Hotel.
Keberadaan gerobak kopi yang dipadukan dengan sepeda (coffee bike) itu menjadi pembeda di antara furnitur hotel lainnya.
Di atas gerobak dengan dominasi warna cokelat, berjejer produk kopi dalam kemasan mini lengkap dengan sejumlah peralatan yang dipakai untuk meraciknya.
Usut punya usut, gerobak kopi tersebut menyuguhkan seduhan kopi premium dengan biji kopi berkualitas terbaik bagi tamu hotel.
Masih di ruangan lobby hotel, seorang pria tak henti menatap gerobak kopi tersebut dengan raut bahagia sekaligus bangga.
Baca juga: Kisah Rahma Sukses Kembangkan Usaha Anggrek Lewat Endorse Gratis di Lapak Ganjar
Ia tak menyangka, usaha kecil dan menengah (UKM) yang dirintisnya dari tepi jalan, kini berpindah tempat ke lobby hotel berbintang.
Dari sebuah lapak kecil di kegiatan car free day (CFD), UKM tersebut sekarang mendapatkan tempat spesial dari hotel yang berlokasi di tengah Kota Solo, Jawa Tengah.
"Bagi kami, pelaku UKM, kesempatan ini adalah hal mewah yang pernah didapatkan," ucap Sunardi, pemilik Mbok Lanjar Coffee Bike Solo kepada Tribunnews.com, Kamis (6/10/2022).
Ardi, begitu karib disapa, mengaku tak pernah berpikir akan sampai di titik ini. Ingatannya pun seakan terlempar kembali ke masa lalu.
Tepatnya saat awal memulai usaha hingga merasakan jatuh bangun agar usaha yang mengambil nama sang ibu, yaitu Lanjar terus berjalan.
Tahun 2013 menjadi titik mula Ardi mengawali usaha produksi dari sebuah rumah di Dukuh Dalangan, Desa Ngemplak, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten.
Saat itu, Ardi membuat pisang sale setelah melihat stok pisang jenis raja putri yang begitu melimpah dari kebun sekitar milik tetangga-tetangganya.
Pisang raja putri, kata Ardi, memiliki rasa yang kurang bisa dinikmati sehingga hanya dipakai untuk pakan ternak.