Mathius memahami kondisi ini dengan sangat baik karena ia lahir dan tumbuh dewasa dalam tatanan adat Sentani yang sangat ketat. Ayahnya bernama Yohanes Awoitahu, sebagai Ondoafi Kampung Puai, tapi perannya tak pernah dianggap dalam penyelenggaraan pemerintahan di kampungnya.
Pengalaman hidup masa kecilnya sebagai anak adat, membuatnya ingin memberikan peran dan ruang yang seluas-luasnya bagi masyarakat adat untuk ikut aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Cita-cita ini diwujudkan Mathius maju dan terpilih Bupati Jayapura periode 2012-2027. Ia membawa visi dan misi yaitu : Jayapura baru yang berjati diri dan pembangunan yang bermartabat pada budaya sendiri.
Baru satu tahun jadi Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius mendeklarasikan Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura pada 24 Oktober 2013.
Deklarasi kebangkitan masyarakat adat yang dilakukan Matius di Kabupaten Jayapura mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Ada yang mendukung dan ada pula yang kontra bahkan mengkritik seorang Matius itu habis-habisan.
Walau Mathius mendapat tantangan dari berbagai pihak, ia tetap melangkah dan membawa masayarakat adat di Kabupaten Jayapura untuk bangkit dan menata jati dirinya.
Untuk itu, Ondoafi dari Kampung Maribu, Zakarias Bonyadone menilai, Kongres Masyarakat Adat (KMAN) ke-IV ini, sebagai ajang untuk kita memberitahukan tentang perjuangan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura yang telah menjadi satu gerakan untuk membangitkan masyarakat adat di Tanah Papua.
Zakarias Bonyadone, adalah salah satu peserta yang turut serta dalam kegiatan KMAN V pada lima tahun lalu di Deli Serdang Sumatera Utara.
Bagaimana hasilnya, setelah sembilan tahun kebangkitan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura? Ikuti, ulasan berikutnya. (Krist Ansaka/Vichky Done)