Gelombang itu muncul setelah longboat melintas di tengah perairan sungai.
Ketika sampan kato terbalik dan tenggelam, 16 penumpang yakni 10 orang dewasa masing-masing delapan perempuan dan dua laki-laki, serta enam anak bawah umur 8 tahun, terjun ke sungai.
Saat inilah Yopi Pranata mengorbankan seluruh hidupnya demi memastikan 15 rekannya selamat.
Dibantu warga terdekat lainnya, Yopi Pranata berhasil menyelamatkan rekan-rakannya.
Namun, setelah itu Yopi Pranata tiba-tiba hilang.
Yopi diduga kelelahan hingga tenggelam.
Tim SAR Pontianak terus mencari keberadaan Yopi Pranata hingga Jumat malam.
Namun santri kelahiran Bengkayang, Kalimantan Barat itu belum ditemukan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Sampan Bawa 16 Santri Tenggelam di Sungai Kapuas Pontianak, Seorang Hilang
Pencarian pun berlanjut, Sabtu 29 Oktober 2022.
"Kejadian sekitar pukul 10.00 WIB. Korban dari Pesantren berjumlah 16 orang yang kala itu menikmati suasana perairan Sungai Kapuas menggunakan sampan kato,” kata Kepala SAR Pontianak, Yopi Haryadi.
Dari arah berlawanan melintas longboat pengangkut orang dengan kecepatan tinggi yang menimbulkan terjadinya gelombang tinggi.
"Setelah dihantam ombak, jurumudi (santri Yopi Pranata,-Red) tidak mampu menjaga keseimbangan dan sampan kato oleng, kemudian tenggelam," kata Yopi Haryadi.
Yopi Haryadi memastikan 15 santri lainnya selamat dari insiden tersebut, namun santri Yopi Pranata dinyatakan hilang.
"Satu tim rescue lengkap dengan peralatan evakuasi telah ke lokasi menggunakan 1 RIB dilengkapi dengan peralatan scuba set, peralatan navigasi dan evakuasi, untuk melakukan pencarian terhadap Yopi Pranata," katanya.
Baca juga: Sampan Pengangkut Santri Tenggelam di Sungai Kapuas Karena Muatan Penuh