Gempa juga dirasakan di Cimahi, Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor, dan Bayah dengan skala intensitas III MMI.
Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah dengan getaran terasa seperti truk berat melintas.
Terakhir, gempa Cianjur juga dirasakan di wilayah Rancaekek, Tangerang Selatan, Jakarta dan Depok dengan skala intensitas II - III MMI.
Dengan arti, getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan truk berlalu.
"Hingga saat ini sudah ada laporan kerusakan bangunan seperti rumah dan toko juga dampak longsor di wilayah Cianjur yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut."
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono.
BMKG juga mencatat hingga pukul 14.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 15 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar magnitudo 4.
Daryono juga mengatakan karakteristik gempa Cianjur merupakan gempa dangkal.
Kedalaman gempa yang terjadi pada Senin (21/11/2022) siang tersebut diketahui berada pada 11 kilometer.
Tipikal gempa dangkal ini, kata Daryono, tak perlu berkekuatan besar untuk menimbulkan kerusakan.
Bahkan kata dia, kekuatan 4-6 magnitudo dapat menimbulkan kerusakan yang signifikan.
"Karakteristik gempa dangkal, Ini gempanya itu tidak harus berkekuatan besar untuk menimbulkan kerusakan."
"Karena gempanya dangkal bisa kurang dari 10 kilometer, 15 kilometer."
"Berkekuatan 4-6 pun bisa menimbulkan kerusakan signifikan," kata Daryono.
Lebih lanjut Daryono menjelaskan, zona yang ada di kawasan Sukabumi dan Padalarang punya catatan sejarah kegempaan yang terbilang banyak.
"Kalau kita lihat catatan sejarah gempa di zona ini terkait aktivitas sesar Cimandiri dan Padalarang, ada banyak sekali catatan panjang sejarah kegempaan di wilayah Sukabumi dan Padalarang ini," ujarnya.
Terkini, menurut informasi yang disampaikan Bupati Cianjur Herman Suherman pukul 16.52 WIB, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 56 orang.
Sementara korban luka tercatat sebanyak 700 orang lebih.
"Terkini yang tercatat meninggal sudah 56 orang," kata Herman dikutip dari Breaking News MetroTv.
"Yang sakit sampai saat ini belum bisa dihitung, tadi saya sampaikan 700 orang lebih dan datang terus-menerus," sambungnya.
Herman juga mengatakan masih ada wilayah yang terisolasi, sehingga belum bisa dilakukan evakuasi terhadap korban.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Milani Resti/Willy W)