"Saya belum tidur sejak kemarin, apalagi di tenda pengungsian seperti ini banyak warga lain juga yang ikut bergadang menjaga anak-anak mereka," kata Ipah.
Baca juga: Kisah Pilu Deden, Istri dan Anaknya Meninggal Dunia Tertimbun Longsor di Cianjur
Tak jauh dari tempat Ipah berdiri, debu dari material bangunan yang coba digali dengan peralatan manual terlihat.
Beberapa orang warga dan relawan yang yakin akan keberadaan Indri terus mencari memindahkan bebatuan dan menggali.
Pencarian dihentikan menjelang magrib.
Tak jauh dari lokasi Kampung Seulaeurih, di Kampung Nagrog warga menyambut antusias pengobatan gratis yang dilaksanakan oleh relawan dari Ners Indonesia.
Warga Nagrog sebelumnya mengeluh di media sosial karena belum datang bantuan logistik dan obat-obatan.
Banyak warga menderita luka ringan seperti memar yang ingin berobat.
"Alhamdulillah hari ini ada pengobatan gratis dari Ners Indonesia, warga langsung antusias berobat," ujar Asep seorang warga Kampung Nagrog.
Akses menuju Kampung Nagrog dan Seulaeurih di beberapa titik hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua.
Banyak bangunan rumah yang runtuh ke jalan dan belum sepenuhnya dievakuasi dan memerlukan alat berat.
Di sepanjang jalan dari Desa Sukamanah, Desa Gasol, Desa Benjot banyak didirikan tenda darurat dan dipenuhi oleh warga yang mengungsi karena takut dan rumah rusak.
Gempa susulan kembali terjadi menjelang magrib di lokasi Desa Benjot dan mengagetkan warga yang sedang mengungsi di tenda.
Baca juga: Gempa di Cianjur, Pemimpin Dunia Ungkapkan Duka Cita
Kesedihan Siti Rohmah Korban Gempa Cianjur
Siti Rohmah, warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terpaksa mengungsi dan tinggal di tenda pengungsian karena gempa bumi magnitudo 5,6 yang mengguncang pada Senin (21/11/2022) meratakan rumahnya dengan tanah.