"Siang geser ke Benjot di sana ada info seorang korban diduga tertimbun reruntuhan rumah," ujarnya saat berbincang dengan Tribunnews.com, Sabtu (27/11/2022) malam.
Kemudian ia bersama tim bergeser ke daerah Bulakan.
Di sana timnya dibagi dua kelompok, ada yang melakukan pencarian korban dan ada yang membersihkan puing rumah yang menutupi jalan, termasuk membuka akses jalan untuk ambulans yang tertutup bronjong ambruk.
"Ada juga benteng rumah ambruk ke jalan dan menghambat laju kendaraan, jadi kita bersihkan hingga akhirnya saya pulang magrib," kata pria yang sedang menjalani studi di Universitas Pasundan ini.
Esoknya ia dan tim Pramuka Peduli dan unsur lainnya berangkat ke Wilayah Warungkondang.
Di sana ia membantu proses evakuasi korban yang tertimbun reruntuhan rumah tiga lantai.
"Dari tujuh orang yang dikabarkan tertimbun, satu orang hilang. Sampai sore tim pramuka berhasil menemukan barang korban berupa helm yang mengindikasikan viktim (korban) sudah dekat, dan ternyata benar, ada orang tertimbun," katanya.
Hari ketiga, ia dan tim relawan Pramuka Peduli bergerak melakukan pencarian orang hilang di lokasi longsor di Cijedil, Cugenang.
Di sana ada beberapa rumah terbawa dan tertimbun tanah longsor.
Baca juga: Kehujanan, Tim SAR Gabungan Lanjutkan Pencarian Korban Gempa Cianjur yang Masih Tertimbun Longsor
Proses pencarian harus hati-hati selain tanahnya labil, gempa susulan juga masih kerap dirasakan.
"Dan diduga korban juga tertimbun cukup dalam sekiran 5 meter," katanya.
Pada hari Jumat, ia dan tim kembali ke Cijedil melakukan evakuasi dengan bantuan alat berat. Namun, karena cuaca hujan akhirnya proses pencarian tidak dilanjutkan.
Baru hari Sabtu, ia melakukan pencarian di lokasi longsor dekat Sate Sinta.
Karena sudah beberapa hari, proses pencarian memaanfaatkan bau karena biasanya jenazah sudah mulai terjadi pembusukan.