Laporan Wartawan Tribun Jabar Adi Ramadhan Pratama
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Bantuan tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup, pengungsi gempa Cianjur mulai mengemis.
Mereka meminta-minta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama di pengungsian.
Tidak hanya di sepanjang jalan utama yang melintas di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, mereka mengemis juga di jalan-jalan utama di Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Talaga, dan Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang.
Pengungsi yang mengemis juga terlihat di Desa Nagrak di Kecamatan Cianjur.
Tak hanya bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak juga ikut mengemis.
Bahkan, seorang ibu yang mengemis sambil menggendong bayinya.
Baca juga: Tinggal di Tenda Pengungsian di Area Persawahan, Pengungsi Gempa Cianjur Meninggal Dunia
Sebagian dari mereka menggunakan jaring yang bertangkai untuk memudahkan menerima uang dari para pengendara.
Ada juga yang meggunakan gayung panjang, topi, atau kardus.
Bahkan ada pula yang menggunakan panci bertangkai agar mudah menerima uang.
"Buat sembako, Kang," ujar salah seorang pengungsi, sambil menyodorkan gayung kepada pengendara.
Saat mengemis mereka tak pernah terlihat sendiri, minimal berdua namun ada juga yang berkelompok, tujuh hingga sepuluh orang.
Ujang Wandi (43), Koordinator Posko 2 pengungsian di Kampung Panahegan, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, mengatakan para pengungsi terpaksa meminta sumbangan karena tak semua bantuan yang datang bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Seperti diakuinya saat ditemui Tribun Jabar, Selasa (29/11).