“Semoga kedatangan Uskup beserta rombongan menjadi berkah untuk kami, semoga kunjungan ini menjadi berkelanjutan,” sambut Haji Deden.
Diterangkan Haji Deden, setelah gempa ada sekitar 7 warga yang meninggal dunia, terdapat 7 anak santri patah tulang.
“Hari kedua yang terluka tidak tahu jumlahnya, setelah diperiksa tim medis ada 200 lebih yang luka, bahkan ada nenek yang mendapatkan 10 jahitan yang diberikan layanan medis oleh rekan-rekan pos layanan bersama Pak Alfian,” katanya.
Layanan Kemanusiaan
Sementara itu, Pos Layanan Kemanusiaan St. Petrus Cianjur di awal melaksanakan respon melakukan pencarian dan pendataan korban meliputi dua unsur pendataan korban yaitu unsur umat dan masyarakat luas yang terdampak.
Baca juga: Banjir di Cianjur Mulai Surut Setelah Hujan Berhenti
Pos Layanan di hari kedua, usai gempa membentuk tim asesmen sebanyak 8 tim yang turun ke daerah terdampak.
Untuk mempermudah kinerja pelayanan tanggap bencana ini, pengurus inti membuat beberapa divisi.
Ada sembilan (9) divisi yang dibentuk, yaitu: asesmen dan distribusi, medis, logistik, psikososial, media center, dapur umum, pengelolaan relawan, sekretariat, dan komunikasi. Kesembilan divisi ini dibentuk agar proses pelayanan terhadap warga terdampak dapat lebih efektif.
Para korban gempa rata-rata mengalami persoalan kesehatan infeksi saluran pernafasan (batuk, pilek, dan demam), Gastritis, Hipertensi, Diare, Diabetes Melitus, Suspek Covid, Luka Ringan akibat reruntuhan bangunan.
Terdapat lebih dari 1.792 pasien terdata yang ditangani dari cakupan 10 Desa dan 3 Kecamatan selama tanggal 22 November – 16 Desember 2022.
Baca juga: Banjir di Cianjur Mulai Surut Setelah Hujan Berhenti
Pos Layanan Kemanusiaan ini didukung oleh 286 orang relawan yang berasal dari 23 lembaga atau kelompok, yaitu OMK Paroki St. Petrus Cianjur, WKRI Paroki Cianjur, Pemuda Katolik, PMKRI Bandung, Unika Atmajaya Jakarta, RS. St. Carolus, LDD Keuskupan Agung Jakarta, Puteri Kasih, Medisar Atma Jaya, Suster Fransiskan Sukabumi, Caritas Indonesia, Yayasan Kasih Bangsa Surabaya.
Ada pula relawan ORARI, Seminari Tinggi St. Petrus Paulus Bogor, Koalisi Perempuan Indonesia Garut, OSIS SMA Mardi Yuana, Perdakhi Jawa Barat, Gusdurian Peduli, relawan Paroki St. Petrus Cianjur, Unika Soegijapranata.
Kemudian BPBD Banjarnegara dan Bogor, relawan Paroki Banjarnegara, Universitas Parahyangan Bandung. Semua lembaga ini bersatu padu memberikan pelayanan dan pemulihan yang terbaik untuk para korban bencana.