Dalam pertemuan tersebut, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII hadir ditemani istrinya, GKR Pakubuwana XIII dan putra Mahkota, KGPH Purbaya.
Baca juga: Dua Kubu yang Berkonflik di Keraton Solo Bertemu setelah 11 Tahun, Ini Pesan PB XIII ke Gusti Moeng
Selain itu, Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA), GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, juga turut hadir.
Pertemuan antara Wali Kota Solo dan dua kubu Keraton Solo yang sempat berkonflik ini berlangsung selama 1,5 jam.
Salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan ini adalah revitalisasi Keraton Solo.
Meski perdamaian antara kedua pihak Keraton Solo sudah dilakukan, namun ada masalah dalam pendanaan proses revitalisasi.
Gibran menjelaskan tidak ada dana dari APBD dan APBN untuk menanggung revitalisasi tersebut.
"Sudah dijelaskan tadi, APBD sudah diketok, APBN sudah dikunci, CSR sudah tak kunci," jelasnya, dikutip dari TribunSolo.com.
Terkait dana hibah dari Uni Emirate Arab (UEA), Gibran mengatakan tidak ada program revitalisasi Keraton Solo dalam rincian program yang disodorkan ke pemerintah UEA.
Permasalahan ini sudah disampaikan ke pihak Keraton Solo dan mereka memahami.
"(Pihak) Keraton Kasunanan Surakarta bisa menerima. Mekanisme penganggaran seperti itu," terangnya.
Baca juga: Tanggapan Ganjar Pranowo dan Gibran Rakabuming soal Konflik di Keraton Solo
Putra sulung Presiden Jokowi ini mengatakan program revitalisasi Keraton Solo akan menggunakan dana dari investor.
"Tapi, sekali lagi, yang namanya orang yang mau bantu banyak. Ditunggu saja."
"Soal investor tiap hari ada investor," ungkapnya.
Selain membahas pendanaan, Gibran juga membuat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi pihak Keraton Solo.