TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir hingga longsor melanda beberapa wilayah di Kota Manado, Sulawesi Utara, pada Jumat (27/1/2023), akibat curah hujan dengan intensitas tinggi.
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manado, kemarin, ada 40 lokasi bencana banjir, longsor dan pohon tumbang di Kota Manado.
Sementara itu BNPB dalam rilisnya menyebut terdapat 11 Kecamatan yang terkena bencana banjir dan longsor.
Lima kecamatan yang kena banjir adalah Kecamatan Paal Dua, Tuminting, Sario, Wenang dan Singkil.
Baca juga: Warga Terdampak Banjir di Singkil Manado Tunggu Bantuan Pemkot: Tolong Rumah Kami Rusak Parah
Sementara itu, tanah longsor melanda Kecamatan Paal Dua, Singkil, Tikala, Bunaken, Wanea, dan Tuminting.
Sebanyak 33 rumah terdampak tanah longsor.
Bendungan Kuwil Kawangkoan
Peristiwa banjir Manado mendapat sorotan dari berbagai pihak, karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama meresmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Minahasa Utara, Sulawesi Utara pada Kamis (19/1/2022).
Saat peresmian, Jokowi berharap Bendungan Kuwil Kawangkoan dapat mengatasi banjir di Manado.
“Diharapkan bisa menghilangkan, mengurangi banjir utamanya yang ada di Manado yang kita pernah kejadian di tahun 2014,” kata Jokowi saat itu.
Bendungan yang mempunyai kapasitas tampung 26 juta m3 dan luas genangan 157 hektare, merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang dikerjakan sejak 2016 dengan biaya mencapai Rp1,9 triliun.
Bendungan Kuwil Kawangkoan merupakan tipe urugan zona dengan inti di tengah yang terdiri dari zona inti lempung, zona filter halus, zona filter kasar, zona batu dan zona rip rap ini diproyeksikan dapat memberikan banyak manfaat pada ketahanan sumber daya air bagi masyarakat Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Manfaat yang dihasilkan Bendungan Kuwil Kawangkoan yakni mengatasi masalah banjir Kota Manado dan sekitarnya untuk debit banjir Q50 dengan reduksi sebesar 25 persen atau sebesar 146,6 m3 per detik dengan konsep early release.
Kemudian sebagai penyedia air baku 4,50 m3 per detik untuk Kota Manado, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung dan Kawasan Ekonomi Bitung; serta menjadi potensi sumber listrik PLTM berkapasitas 2 x 0,70 MW.
Penjelasan BWS Sulawesi I
Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I angkat suara menjawab isu soal kaitan Bendungan Kuwil Kawangkoan dan Banjir Manado.
I Komang Sudana, Kepala BWS Sulawesi I menjelaskan di Kota Manado ada 8 Daerah Aliran Sungai (DAS), 5 di antaranya sungai besar.
Baca juga: Presiden Jokowi Berharap Bendungan Kuwil Kawangkoan Bisa Kurangi Banjir di Manado
8 DAS yakni DAS Kima, DAS Bailang, DAS Maasing, DAS Tondano, DAS Tikala, DAS Sario, DAS Malalayang, dan DAS Kolongan
Sementara keberadaan Bendungan Kuwil Kawangkoan untuk pengendalian banjir di DAS Tondano saja.
Sungai lain di Manado karena intensitas curah hujan yang tinggi sehingga meluap, sayangnya, sungai meluap tersebut bukan wilayah pengendalian dari Bendungan Kuwil Kawangkoan.
Meski demikian pantauan di lapangan di DAS Tondano juga ikut meluap dan menggenangi pemukiman di sekitarnya.
I Komang Sudana pun menyampaikan, hal itu akibat hujan ekstrem yang terjadi di Kota Manado.
"Sebagaimana informasi BMKG juga, pantau pos hujan di Sungai Tondano, Mahawu, Sario, Tikala berkisar kurang lebih 160 sampai dengan 300 mm, termasuk intensitas ekstrem," kata I Komang yang dikutip TribunManado.com
Akibatnya beberapa sungai meluap, air dari drainase permukiman pun tersumbat menyebabkan banjir Manado.
Lanjut dia, dengan adanya hujan lebat di Kota Manado, pola operasi bendungan ditutup, tetapi harus dipantau terus.
"Apabila terjadi bahaya untuk keamanan bendungan harus dibuka pelan-pelan," kata dia.
Tidak Menghilangkan Banjir
I Komang Sudana menekankan, Bendungan Kuwil Kawangkoan tidak menghilangkan banjir, namun hanya mereduksi banjir 25 persen di Sungai Tondano hilirnya.
"Dengan ditutupnya bendungan, pantauan tinggi muka air di bendungan pada elevasi 98 dengan besar tampungan 22 juta m3," ujarnya
Ia menyampaikan, bisa dibayangkan kalau tidak ditahan air sebesar itu, mungkin akan lebih luas banjirnya.
Baca juga: Seorang PNS Lantamal VIII TNI AL Meninggal Dunia Tertimbun Longsor di Manado
"Pada saat banjir tadi kita turunkan Satgas banjir untuk mengidentifikasi/mendata dan membantu dengan menurunkan perahu karet di sungai mahawu," ujarnya.
Pantauan banjir yang cukup tinggi di sungai Mahawu dan Bailang.
Saat ini pun di Bendungan Kuwil Kawangkoan disiagakan petugas untuk mengatur pola operasi bendungan.
Tak Berkaitan
Pengamat Bencana Sulut, Agus Santoso Budiharso, Bendungan Kuwil Kawangkoan belum membantu mengatasi semua titik banjir di Manado.
Hal itu dikatakan Agus Santoso Budiharso saat dihubungi Tribunmanado.co.id.
Menurutnya sebagian besar wilayah yang terjadi banjir pada hari ini di Manado, tidak semuanya berkaitan dengan Bendungan Kuwil Kawangkoan.
Seperti Kelurahan Bailang dan sekitarnya yang jadi banjir hari ini, itu tidak termasuk dari wilayah yang teraliri Sungai Tondano.
Sedangkan Bendungan Kuwil Kawangkoan terletak di Sungai Tondano.
Salah satu titik banjir yang berada di bantaran Sungai Tondano melanda kelurahan Ternate Tanjung dan sekitarnya.
Baca juga: Update Banjir di Manado: 20 Rumah di Singkil Rusak Berat, Lapas Terdampak, Napi Butuh Bantuan
Selain itu, Dewan Pakar Kagama Cabang Manado tersebut berpendapat bahwa beberapa hari di bulan ini Manado memang sering terjadi hujan.
Hal ini berdampak pada kejenuhan tanah yang ada di Manado.
Jadi pada saat hujan dengan intensitas tinggi, kejenuhan tanah itu akan bertambah, yang menyebabkan air hujan tidak dapat meresap kedalam tanah lagi.
Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya volume aliran permukaan (RunOff) yang akan menyebabkan banjir.
"Jadi banjir yang terjadi dibeberapa lokasi hari ini, tidak semuanya berhubungan dengan Bendungan Kuwil Kawangkoan," ujarnya.
Agus membeberkan ada beberapa faktor yang memperparah terjadinya banjir.
Seperti kondisi geomorfologi, faktor tanah, hingga faktor topographic weteness index atau TWI (indeks kebasahan topografi).
Daerah-daerah di Manado ini banyak sekali sebaran TWI yang rendah.
Pada daerah yang punya TWI rendah tersebut, rentan untuk terjadi genangan air pada saat hujan.
Oleh karena itu, perlu diatasi dengan drainase yang baik.
"Wali Kota Manado sudah banyak melakukan perbaikan drainase, tetapi belum seluruhnya diperbaiki karena masih dalam proses perbaikan," ucap dia.
Baca juga: Foto-foto Lapas Manado Terendam Banjir, dari Gedung Kantor, Blok Hunian Hingga Rumah Dinas Pegawai
Jadi pada saat hujan dengan curah yang tinggi seperti ini belum semua drainase berfungsi dengan baik.
Tak sampai disitu, Agus pun membeberkan jika salah satu faktor banjir di Manado adalah perubahan penggunaan lahan yang masif.
Misalnya saja banyak daerah resapan yang sekarang berubah jadi perumahan.
Ini tentu menjadi salah satu faktor banjir di Manado.