Sumaeri mengatakan, sudah setahun terakhir ia bersama suaminya tinggal di tempat tersebut.
"Karena tidak punya tempat tinggal."
Baca juga: 8 Orang Dilarikan ke RSUD Cideres Usai Alami Kecelakaan di Tol Cipali km 147 Majalengka
"Waktu itu saya sama suami saya ngontrak, cuma karena gak bisa membayar cicilan jadi terpaksa tinggal di sini, khususnya suami saya," ucapnya.
Gubuk yang ditempatinya itu juga ternyata berdiri di atas tanah orang lain.
Pekerjaan Iyus yang serabutan atau sesekali membuat batu bata di kawasan itu menjadi alasan keluarganya sering menempati gubuk tersebut.
"Jadi sebenarnya tempat singgah, cuma memang sering dijadikan tidur oleh suami saya. Kalau saya hanya menemani kalau suami saya bekerja di sini jadi pembuat batu bata."
"Saya kalau tidur di rumah saudara gitu, tapi memang ya sehari-hari di sini karena gak punya tempat tinggal," jelas dia.
Kini, setelah sang suami telah berada di tahanan, Sumaeri terpaksa mengharapkan belas kasihan warga.
Khususnya, untuk jajan anaknya yang masih berusia 4 tahun.
Baca juga: Keluarga Tersangka Pelecehan di Sukabumi Laporkan Nenek Korban Terkait Dugaan Penganiayaan
Beruntung setelah Iyus masuk bui, para warga yang mengetahui kasus Iyus langsung merasa iba dan menggalang dana secara sukarela.
"Saya sekarang hanya mengharapkan pemberian warga karena saya gak bisa nyari uang di sini."
"Kemarin saya andalkan suami dengan penghasilan pas-pasan, tapi kan sekarang suami saya dipenjara. Sekarang bingung anak juga mau jajan dari mana."
"Alhamdulillah-nya kemarin saya dibantu warga secara sukarela, tapi kan gak enak kalau mengandalkan warga terus, apalagi suami saya keluarnya masih lama lagi," katanya.
Meri, sapaan akrabnya, pun kini tinggal di sanak saudaranya karena merasa iba terhadap kasus yang menimpa suaminya.