Meski sudah menetapkan satu tersangka, tak menutup kemungkinan ada tersangka lain.
Dari penganiayaan tersebut, ada beberapa luka yang dialami korban, yakni di bagian wajah, dada, hingga gigi.
Diketahui, seorang siswa Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, Jawa Timur tewas dianiaya.
Dugaan penganiayaan tersebut datang dari ayah korban, M Yani.
Mulanya, ia mendapatkan kabar, anaknya meninggal pada malam hari.
Yani dikabari oleh seorang dokter di Poltekpel dan saat itu korban berada di RS Sukolilo Surabaya.
Baca juga: Detik-detik Mahasiswa Poltekpel di Surabaya Tewas Dianiaya di Kamar Mandi, 1 Senior Jadi Tersangka
"Dapat kabar anak saya meninggal itu jam pukul 22.48. Dikabari dokter W poltekpel, kalau anak saya sudah meninggal ada di rumah sakit Sukolilo Surabaya," ujarnya saat ditemui awak media di halaman Mapolsek Gunung Anyar, Surabaya, Senin (6/2/2023).
Mengutip Suryamalang.com, saat melihat jenazah anaknya, Yani melihat sejumlah luka memar di beberapa bagian tubuh korban.
"Soalnya bibirnya itu bengkak, pecah. terus hidung kanan itu juga bengkak. Dahi kanan kiri memar. Pipi, leher sama dada memar gosong-gosong semua. Terus mulut mengeluarkan darah, gak ada hentinya," tambah Yani.
Melihat kondisi anaknya, Yani menduga anaknya tewas dianiaya karena ada beberapa luka di tubuh korban.
Ia mengatakan, terdapat beberapa bagian tubuh korban yang mengalami pembengkakan seperti di bagian bibir dan hidung.
"Soalnya bibirnya itu bengkak, pecah. terus hidung kanan itu juga bengkak. Dahi kanan kiri memar. Pipi, leher sama dada memar gosong-gosong semua. Terus mulut mengeluarkan darah, gak ada hentinya," tambah Yani.
Pihaknya pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.
(Tribunnews.com, Renald)(Suryamalang.com, Luhur Pambudi)