TRIBUNNEWS.COM - Hujan deras yang mengguyur Makassar, Sulawesi Selatan, mulai reda sejak Senin (13/2/2023) sore dan membuat banjir mulai surut.
Banjir di Makassar mengakibatkan 1.869 warga mengungsi ke 21 titik pengungsian yang telah disiapkan pemerintah.
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Nana Sudjana, mendatangi salah satu pos pengungsian di Kampus Universitas Terbuka, Makassar, Senin (13/2/2023) sore.
Ia memantau kondisi pos pengungsian dan bertanya ke warga hal-hal yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mereka selama mengungsi.
Seorang lansia yang berada di lokasi pengungsian mengaku butuh selimut karena merasa kedinginan selama di pos pengungsian.
Baca juga: Makassar Dilanda Banjir, Gubernur Sulawesi Selatan Instruksikan BPBD Cepat Evakuasi Warga
Permintaan lansia tersebut langsung direspons Irjen Pol Nana Sudjana dengan memberikan selimut.
Lantaran pos pengungsian baru didirikan, masih banyak hal yang perlu disiapkan seperti dapur umum dan posko kesehatan.
"Langkah ke depan akan menyiapkan dapur umum dan posko kesehatan juga memberikan bantuan makan bagi para korban yang dievakuasi," ungkapnya, Senin (13/2/2023), dikutip dari TribunMakassar.com.
Ia mengatakan banjir tidak hanya melanda kota Makassar, namun juga beberapa wilayah di Sulawesi Selatan.
Namun, banjir di Makassar merupakan yang terparah di Sulawesi Selatan.
"Makassar, Maros, Pangkep, dan Soppeng. Yang parah di Makassar ada 16 titik terdampak banjir dan tergenang. Tapi, Alhamdulillah tidak ada meninggal," sambungnya.
Irjen Nana meminta masyarakat untuk tetap waspada karena cuaca ekstrem sedang melanda selama bulan Februari ini.
"Kami harap warga mengikuti pedoman dari prakiraan cuaca dari BMKG dan dari kesiapan masyarakat wilayah terkena banjir," terangnya.
Banjir Terparah di Makassar Dalam 40 Tahun Terakhir