Warga lain yang rumahnya juga ikut rusak, Reza Rendra Gautama, juga masih trauma dengan peristiwa ledakan di dekat rumahnya.
Reza bersama istri dan anaknya juga sudah tidur saat terjadi peristiwa ledakan.
Ia langsung terjaga setelah mendengar suara ledakan keras dari dekat rumahnya.
"Setelah muncul suara ledakan keras, tiba-tiba ada material dari atap rumah yang berjatuhan. Saya kira terjadi gempa," ujarnya.
Yayuk, warga yang rumahnya di samping sebelah timur lokasi ledakan mengatakan suara ledakan sangat keras.
Yayuk belum tidur saat peristiwa ledakan terjadi.
Ia bersama suami dan anaknya masih melihat televisi.
"Suaranya sangat keras. Setelah suara ledakan langsung muncul suara krotok-krotok ternyata material dari atap rumah berjatuhan. Alhamdulillah keluarga tidak ada yang terluka, tapi saya masih trauma," katanya.
Baca juga: Polisi Pastikan Korban Tewas akibat Ledakan di Blitar 4 Orang, Ayah, 2 Anaknya dan Seorang Keponakan
Kondisi kerusakan rumah Yayuk juga lumayan parah, terutama di bagian belakang.
Genteng atap rumah Yayuk rontok, dindingnya retak-retak, dan pintunya lepas.
Satu keluarga tewas
Ledakan yang terjadi diduga berasal dari bahan petasan yang disimpan di rumah keluarga tersebut.
Polisi sudah menemukan tubuh empat korban meninggal dunia dalam peristiwa ledakan tersebut pada Senin (20/2/2023).
Keempat korban meninggal dunia dalam peristiwa ledakan di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, yang terjadi pada Minggu (19/2/2023) malam, itu masih satu keluarga, yaitu, bapak, dua anak, dan satu keponakan.