Untuk mengantisipasi hal serupa agar tak terjadi lagi, pihak Polda Jatim akan melaksanakan Operasi Bina Kusuma.
Operasi tersebut dilakukan untuk mengingatkan masyarakat supaya menghindari pembuatan mercon dan penggunaan bahan peledak lainnya dalam kegiatan perayaan.
Baca juga: Periksa Ketua Majelis Rakyat Papua, KPK Dalami Aliran Uang yang Dinikmati Lukas Enembe
Kata Gubernur Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawans,a yang turut hadir di kesempatan yang sama, mengatakan telah melakukan koordinasi dengan Bupati Blitar, Rini Syarifah, terkait bantuan bagi warga sekitar yang menjadi korban ledakan.
“Saya sudah koordinasi dengan Ibu Bupati supaya kita bisa berikan rehabilitasi terhadap rumah rumah yang terdampak,” kata Khofifah, Selasa, seperti yang diwartakan TribunJatim.com.
Ia juga sudah menginstruksikan Rini Syarifah untuk membuat Surat Keputusan (SK) agar bantuan dan intervensi yang dilakukan bisa mempunyai payung hukum.
“Pada Ibu Bupati Blitar saya sampaikan agar buatkan SK Tanggap Darurat Bencana Sosial supaya ketika kita memberikan intervensi, ada payung hukumnya."
"Nanti kita akan sharing dari Provinsi dan Kabupaten Blitar,” tegasnya.
Nantinya, SK tersebut bisa jadi payung hukum dan pihak terkait bisa memberi bantuan kepad korban luka dan bantuan renovasi rumah warga terdampak.
Pihaknya juga berharap SK bisa cepat terbit agar bantuan bisa segera diberikan.
“Kalau SK hari ini (Selasa) sudah, maka bisa dilakukan identifikasi. Artinya ya bisa segera. Karena tanggap darurat itu 14 hari. Baru setelah itu rekonstruksi,” tandasnya.
Diketahui, ledakan telah terjadi di rumah Darman yang berlokasi di Desa Karangbendo, Ponggok, Blitar pada Minggu (19/2/2023) sekitar pukul 22.30 WIB.
Ledakan yang diduga berasal dari bahan petasan tersebut membuat Darman dan tiga orang lainnya meninggal dunia.
Selain itu, rumah lokasi ledakan juga hancur rata dengan tanah.
Ledakan juga membuat rumah sekitar lokasi rusak.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJatim.com, Samsul Hadi/Fatimatuz Zahro)