TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG- Demi meloloskan anaknya agar masuk Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila), Anton Wibowo menghabiskan uang Rp 500 juta.
Uang tersebut untuk menyumbang pembangunan LNC senilai Rp 250 juta, sumbangan pembiayaan institusi (SPI) Unila senilai Rp 250 juta, dan UKT senilai Rp 17,5 juta.
Baca juga: Kesaksian Orangtua Beri Suap Agar Anak Lolos FK Unila: Hubungi Mantan Wali Kota hingga Serahkan Uang
Anak Anton Wibowo lolos ke Fakultas Kedokteran Unila melalui jalur mandiri.
Anton mengakui bahwa uang senilai lebih dari setengah miliar tersebut merupakan hasil pinjaman istrinya dari bank.
Hal itu terungkap saat ASN di salah satu institusi di Lampung Tengah tersebut menjadi saksi dalam sidang terkait dugaan perkara suap PMB Unila 2022 dengan terdakwa Karomani CS, Selasa (21/2/2023).
Dalam kesaksiannya, Anton Wibowo dicecar berbagai pertanyaan oleh JPU KPK terkait mahasiswa berinisial AFA yang masuk di Fakultas Kedokteran Unila.
Anton pun mengakui bahwa nama yang ditanyakan oleh JPU KPK tersebut merupakan anak kandungnya.
Selain itu, Anton mengakui bahwa anaknya tersebut lolos di Fakultas Kedokteran Unila secara afirmasi di jalur mandiri.
Baca juga: Mantan Rektor Unila Sebut Kabiro Perencanaan dan Humas Unila Setiap Tahun Titip Calon Mahasiswa
Menurut Anton, dia meminta bantuan Mahfud Santoso lantaran dia mengetahui orang tersebut memiliki kedekatan dengan Karomani.
"Iya pak, (AFA) itu anak saya," kata Anton
"Saya minta tolong ke pak Haji (Mahfud Santoso) karena dia dewan pendidikan Lampung Tengah, dan dekat dengan pak Karomani, saya sendiri tidak kenal dengan Karomani," imbuhnya.
Anton Wibowo kemudian menjelaskan terkait penyerahan uang yang ia lakukan kepada Mahfud Santoso setelah pengumuman kelulusan jalur Mandiri Unila.
Menurut Anton, dalam pertemuan tersebut, dirinya diminta oleh Mahfud Santoso yang juga pengurus NU Lampung menyumbang pembangunan Lampung Nahdiyyin Centre.
Baca juga: Kepala Prodi Pascasarjana Unila Serahkan Rp 250 Juta Agar Anaknya Masuk Kedokteran
"Pengumuman kelulusan itu sekitar tanggal 18 Juli 2022, lalu sekitar 19 Juli saya ditelepon pak Mahfud, kemudian kami bertemu," terang Anton.