"Pada 31 Januari 2023, korban menginap di rumah pelaku. Tapi itu masih aman saja dan belum terjadi pembunuhan. Korban tidur bersama orang tua pelaku," tutur Donny.
Keesokan harinya, kata Donny, orang tua pelaku menyuruh korban untuk segera pulang ke Padang.
Alasannya karena tidak baik dilihat oleh orang kampung jika berlama-lama menginap di rumah pelaku.
Walau telah disuruh pulang ke Padang, ternyata pelaku tidak mengantar korban untuk pulang.
Tapi memindahkannya ke sebuah rumah yang masih berada di Jorong Solok, Nagari Singgalang itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunPadang.com di lokasi kejadian, warga menyebut bahwa rumah yang dijadikan tempat membunuh dan mengubur mayat korban itu, masih kerabat dekat pelaku.
Kendati demikian, rumah itu telah dikosongkan selama delapan bulan lebih.
Diduga itulah penyebab pelaku berani membawa korban ke rumah kosong tersebut.
"Saat berada di rumah itu, pada 3 Februari 2023, barulah dimulai eksekusi oleh pelaku. Dengan cara menghabisi nyawa korban menggunakan kayu dan bantal," terang Donny.
"Leher korban dicekik dan wajah ditutupi dengan bantal hingga korban lemas dan tak berdaya. Lalu pelaku pergi ke dapur mencari sebuah kayu dan memukul kepala bagian kiri korban," tambah Donny.
Donny menjelaskan, pelaku memukul kepala korban sebanyak tiga kali.
Sehingga mengeluarkan darah dari hidung dan mulutnya.
Setelah dipastikan korban meninggal, pelaku menyeretnya ke dapur.
"Korban diseret pelaku ke dapur, lalu pelaku mencari cangkul untuk menggali tanah supaya korban bisa dikuburkan. Seluruh pakaian pelaku dibuka dan dibakar untuk menghilangkan jejak," jelas Donny.
Penulis: Alif Ilham Fajriadi
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Kronologi Pembunuhan Sadis di Singgalang Tanah Datar, Korban Dipukul di Kepala dan Dikubur di Dapur