“Saya telepon pak De Gajah, dia dah yang ngajak rujuk ke Sanglah, cepet-cepet dibawa kesana. Sudah disiapkan alat operasi, operasi pertama itu detak jantung suami melemah, dan di operasi kedua dah (sumainya telah meninggal dunia),” jelasnya sambil menangis.
Menurutnya seorang pelaku bernama Gede Santina Putra merupakan mantan sopir suaminya.
“Dia itu mantan sopir suami, dari kecil sebelum menikah sudah diajak sama-sama. Makan di sini biasa, udah 6 tahun kerja sama suami. Dan harusnya tak ada rasa dendam, karena setahu saya tidak ada masalah antar keduanya,” katanya.
Ia pun mengenang bahwa Putu Eka Astina merupakan suami yang bertanggung jawab.
Mendiang dikenal memilik banyak teman dan murah hati selama hidupnya.
Wanita asal Singaraja itu berharap, agar suaminya dapat menerima keadilan dengan seadil-adilnya.
“Untuk apa juga mereka bawa pisau jika nonton ogoh-ogoh, saya pokoknya berharap ini diusut, pelaku dihukum setimpal, saya gak mau damai,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi Tribun Bali, AKP I Ketut Sukadi mengaku baru memeriksa dua pelaku.
“Sudah diperiksa 2 pelaku dan sampai sekarang masih pengembangan,” katanya.
Ketika disinggung dugaan pelaku yang lebih dari 2 orang, ia pun masih belum bisa memberikan keterangan lebih kanjut. (Tribunbali.com/ Putu Honey Dharma Putri W/ kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang Ginta)
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Tragedi Pembacokan di Veteran Denpasar, Duka Mendalam Dirasakan Istri Putu Eka Astina