News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Terduga Teroris

Terduga Teroris di Lampung jadi DPO sejak 2015 karena Terafiliasi JI, Densus 88 Sita Senjata Rakitan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penangkapan terduga teroris di Dusun III Kampung Sendangbaru, Kecamatan Sendang Agung, Lampung Tengah, Rabu (12/4/2023) (kiri) dan ilustrasi Densus 88 Anti Teror (kanan). Terduga teroris yang ditangkap di Lampung sudah masuk DPO sejak lama.

"Dua (ditangkap) di Mesuji. Empat orang ditangkap di Pringsewu, diperiksa petugas Densus 88," ungkapnya.

Ia menjelaskan para terduga teroris yang ditangkap merupakan anggota jaringan kelompok Jamaah Islamiyah (JI).

"Kelompok ini adalah kelompok yang terkait dengan jaringan Jamaah Islamiyah," terangnya.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan (kiri) dan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar (kanan) memberikan keterangan terkait penangkapan teroris di Lampung di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (13/4/2023). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Sosok Terduga Teroris yang Tewas Tertembak

Salah satu terduga teroris yang tewas tertembak mengenalkan dirinya kepada warga dengan nama Sambada.

Sambada bekerja sebagai petani kopi di Kampung Sendang Baru, Lampung Tengah.

Salah satu warga Kampung Sendang Baru, Supar (48) tidak mengira orang yang dikenalnya selama 2,5 tahun merupakan terduga teroris.

Baca juga: Kronologi Dua Terduga Teroris Tewas dalam Penyergapan, Anggota Densus 88 Alami Luka Tembak

Menurutnya, Sambada beraktivitas seperti petani kopi pada umumnya dan tidak melakukan kegiatan yang mencurigakan.

"Yang kita tau dia petani kopi biasa, sebab perangainya sederhana dan kepada warga setempat membaur," ungkapnya, Kamis (13/4/2023), dikutip dari TribunLampung.com.

Meski tidak memiliki rumah di Kampung Sendang Baru, Sambada selalu beraktivitas di sana karena dekat dengan kebun kopinya.

Supar mengaku sering bertemu Sambada karena sama-sama bekerja sebagai petani kopi.

Bahkan Sambada juga sering terlibat dalam kegiatan warga setempat seperti perbaikan jalan secara swadaya hingga kerja bakti.

Ia mengaku mengetahui Sambada merupakan terduga teroris saat ada mobil ambulans yang mengangkut jasadnya.

"Kami tau dia adalah terduga teroris ya waktu dia dievakuasi dalam keadaan tewas dibawa turun dari kebun Register."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini